Anak Syiria yang Polos Oleh: Fifi P. Jubilea
ChanelMuslim.com – Anak-anak tetap saja anak-anak, mau anak kucing, anak ikan paus tetap saja anak-anak. Lihat matanya yang polos bahkan anak harimau pun nampak terkantuk-kantuk kalau dielus diatas kedua matanya. Anak binatang aja seperti itu apalagi anak manusia.
Perjalanan ke Istanbul kali ini aku sempatkan untuk berkunjung ke teman-teman yang kerja di UNICEF PBB. Minta kartu masuk ke rumah anak yatim Syria yang ada di Turkye. Alhamdulillah di kasih dan nangislah aku ketika berjumpa dengan mereka. Mereka gak tahu apa-apa, polos banget, gak ribut, gak berantem, nurut-nurut, pasrah, persis kayak anak kucing, dipegang diam saja, dicium menikmati, di peluk menghangatkan diri. Yah, anak-anak tetap saja anak-anak, walau orang dewasa sibuk meninggikan ego dan bikin makar ini itu, ketika anak-anak jadi korban, siapa yang mau menenangkan mereka?
Untuk bisa masuk tentu saja di batasi, juga di kawal oleh tentara. Takut di culik juga mungkin, itu kan anak tetangga yang ibu bapaknya sudah tiada -yang dilindungi oleh negara-. Turkye dan Syria itu tetangga, bersebelahan, batasnya cuma dua tembok aja sama sungai kecil.
Baca Juga: Masya Allah, Tim JISc Peduli Umat Kunjungi Pabrik Roti untuk Pengungsi Syiria
Anak Syiria yang Polos
Kebetulan dua anakku lagi liburan (week end), aku suruh ikutan agar mereka ikut merasakan gimana anak-anak yang gak punya bapak, ibu, rumah, bahkan gak punya negara.
Kasihan, jangan bilang kenapa gak ke rumah yatim piatu di Indonesia bla…bla…bla… paling gak anak yatim Indonesia tuh punya negara dan punya kamu wahai orang-orang yang sukanya nanya-nanya kenapa gini kenapa gitu, kenapa harus Syria atau Palestina, kan di Indonesia banyak juga yang harus ditolong.
Walau pertemuan cuma sebentar kerasa banget perasaan bingung mereka tapi gak bisa ngomong dan gak tahu apa-apa. Dan bingung kali yaa mamanya gak datang-datang, papanya kok gak pulang-pulang, juga kok main sama teman-teman lama banget dari pagi sampai malam, terus pagi lagi. Lalu bingung kali yaa, ini rumah siapa? Tempat tidur banyak amat, makanan juga harus di bagi-bagi, gitu kali yaa pikiran mereka yang nampak jelas di raut wajah mereka.
Sedih deh memandang mata polos mereka yang kayaknya pasrah banget mau diapain juga. Seperti boneka, ketika di gendong, gak mau lepas tapi gak rebutan minta di gendong, sabar dan biasa aja, awalnya malu malu tapi lama lama terpaku.
Dan ada satu momen yang membuatku gak tahan ketika anak lelaki seumuran Ben (3.5 yrs) minta ikut. Anakku bilang, ajak aja mii sampai ke taman depan, lalu anakku pakaikan sepatu, tapi karena sambil ngomong , sepatunya terbalik, yang kanan di kiri, kemudian… yah… ternyata mereka taat aturan (gak boleh pergi sama orang tak dikenal). Setelah dipakaikan sepatu, anak kecil itu tersenyum sedikit dan minta izin naik ke lantai atas, untuk tidur, jalannya pun oglek-oglek tapi bangga karena sepatunya ada yang ngiketin walau salah. “Duh abang Ismail, kasihan dia…” kata kak Syifa.
Ya, cuma satu kata untuk judul dari semua peristiwa ini, Kasihan.
Jangan tanya, bisa di adopted apa gak? Kalau bisa aku udah duluan.
Salut buat penduduk Turkye yang nekat masuk Syria untuk narik dan nolong anak-anak ini masuk ke negaranya. Dimana ketika itu anak anak tersebut menggigil kedinginan dan kebingungan di lorong-lorong kota Aleppo yang hancur.
Para penduduk Turkye beramai-ramai memberi pertolongan pada anak-anak ini, menyediakan rumah -ini rumah orang kaya yang dihibahkan untuk nampung anak anak yatim Syria-, kamarnya ada 7 dan orang kaya itu pindah ke rumah lain yang lebih kecil. Speechless deh, aku nangis beneran, gak sempat mikirin pergaduhan dalam negeri.
“Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.” Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim)
(w)