AKHIR cerita penista agama. Penyidik Dittipidum Bareskrim Polri telah menetapkan pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang sebagai tersangka kasus penistaan agama.
Penetapan status ini dilakukan usai Bareskrim Polri melakukan gelar perkara dan memiliki cukup alat bukti untuk menjadikan Panji Gumilang sebagai tersangka.
Setelah ditetapkan jadi tersangka, Panji Gumilang langsung ditahan di Mabes Polri, Selasa (1/8). [Republika, 2/8].
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis, kabar baik itu tentulah melegakan umat Islam, setelah beberapa bulan ini dibuat gaduh dengan pernyataan-pernyataannya yang kontroversial.
Meski begitu, ada pula yang mencoba membelanya dengan berargumen bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam selalu memaafkan para penista agama.
“Kalau tentang penista agama dihukum saya tidak setuju, karena itu tidak pernah dicontohkan Nabi. Dalam Piagam Madinah, Nabi melindungi semua aliran agama, Nabi tidak memakasa dalam hal keimanan,” komentarnya yang kemudian ramai di sosial media.
Sepertinya si pemberi komentar yang sering mengklaim diri sebagai religious influencer itu belum pernah membaca kisah para penista agama di masa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Baca juga: Menista Para Penista Rasulullah
Akhir Cerita Penista Agama
Salah satunya adalah Abi Sarah yang ditugaskan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk menulis wahyu. Pada waktu itu, ia termasuk yang sudah bisa membaca dan menulis.
Belakangan baru terungkap kalau ia seorang munafik.
Ia murtad dan mengumumkan kemurtadannya. Kasus penipuan yang dilakukannya pun akhirnya terbongkar dan ia melarikan diri ke Makkah untuk bergabung dengan kelompok kafir Quraisy.
Saat berkumpul dengan para pembesar Quraisy, ia diminta menceritakan pengalamannya menuliskan wahyu.
Dengan bangga, Abi Sarah mengatakan kalau ternyata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam itu bisa “dibodohinya”.
“Ketika Muhammad mengeja ayat “Aziizun Hakim” aku menuliskan “Alimun Hakim” dan ia mempercayainya begitu saja,” katanya yang disambut gelak tawa mereka yang hadir.
“Kesuksesannya” mengubah ayat Alqur’an sengaja diviralkan agar namanya melambung di kalangan masyarakat Quraisy.
Lalu, apa yang terjadi?
View this post on Instagram
Ketika peristiwa fathu Makkah, penduduk Makkah menyerah tanpa syarat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun memaafkan mereka semua, kecuali beberapa orang.
Mereka adalah para penista agama, seperti Abdullah bin Hilal bin Khatal dan Miqyas bin Shubabah, ada riwayat yang menyebutkan termasuk pula Abi Sarah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam meminta para sahabat mencarinya, lalu memerintahkan eksekusi mati sekalipun mereka berlindung dengan bergantung di sisi Ka’bah.[ind]