ChanelMuslim.com – Namanya Aafiyah Siddiqi. Muslimah kelahiran 2 Maret 1972 di Karachi, Pakistan, ini menjadi satu-satunya ilmuwan neurologi di dunia bergelar Ph.D. dari Universitas Harvard, Amerika.
Sebanyak 144 sertifikat penghargaan dari lembaga keilmuan seluruh dunia, termasuk MIT (Massachusetts Institu of Technology) pernah diraih ibu tiga anak ini.
Yang lebih menakjubkan lagi, ibu usia 45 tahun yang mengenyam pendidikan teknologi di Amerika ini juga seorang penghafal Quran.
Sekembalinya dari Amerika, saat ia hidup bahagia bersama keluarga dan rakyat Pakistan yang mengelu-elukannya, sebuah musibah besar menimpa dirinya. Peristiwanya di tahun 2003.
Baca Juga: Siti Aafiyah Binti Khalid, Ini Arti Nama Putri Siti Nurhaliza
Aafiyah
Saat itu, Amerika sedang kesetanan dengan terorisme. Di bawah kepemimpinan George W Bush, entah berapa juta orang menjadi korban kebengisan negeri pendukung Dajjal ini. Termasuk di antaranya, Aafiyah Siddiqi.
Aafiyah dan tiga anaknya yang masih kecil diculik intelijen Amerika. Tak jelas apa pasalnya, ibu shalihah dan jenius ini dikabarkan masuk penjara Bagram sebagai narapidana nomor 650. Di Amerika, Aafiyah diistilahkan sebagai wanita paling berbahaya di dunia terkait terorisme.
Berbagai siksaan baik fisik maupun mental dialami Aafiyah setiap hari. Sedemikian beratnya siksaan yang dialami, ia pernah mengalami hilang ingatan.
Penderitaan ternyata tidak berhenti sampai di situ. Aafiyah dikabarkan mengalami pemindahan penjara khusus di Amerika karena mencoba membunuh tentara Amerika.
Dunia terbelalak dengan apa yang dialami Dr. Aafiyah Siddiqi. Ungkapan simpati pun mengalir dari seluruh penjuru dunia, termasuk dari negeri Barat sendiri.
Bahkan, seorang saudara ipar mantan PM Inggris Tony Blair, Lauren Booth, masuk Islam dan menyerukan pembebasannya. Secara gigih tokoh muslimah Inggris ini juga menyerukan dunia untuk memenjarakan George W Bush sebagai penjahat perang terhadap dunia Islam.
Suatu hari di bulan Ramadhan tahun 2011, ibu kandung Dr Aafiyah menerima kabar dari puterinya yang masih dipenjara di Amerika. Ibunya pun begitu gembira mendapat kabar puteri tercintanya yang tak lagi ia lihat hingga bertahun-tahun.
Sebuah surat ditulis sang ibu untuk mengungkapkan isi kabar gembira dari puterinya. Surat itu berisi:
“Wahai Ibu, janganlah menangis. Saya saat ini gembira! Wahai Ibu, setiap malam dalam mimpiku, Rasulullah saw. mengunjungiku. Rasul pun mengajakku untuk menemui isterinya, Aisyah r.a., dan memperkenalkanku kepadanya. Baginda Rasul berkata kepada Aisyah, ‘Inilah puteriku, Aafiyah….”
**
Musuh-musuh Allah selalu menganggap bahwa mereka telah berhasil memadamkan cahaya Allah dengan strategi dan kekuasaan yang mereka miliki. Padahal, justru di balik strategi merekalah, Allah swt. sedang membuka sumber-sumber cahayaNya yang akan menerangi gelapnya dunia. (muhammad nuh/foto: arrahmah.com)