Chanelmuslim.com – Jadi ceritanya gini, “dulu itu ayah waktu masih kecil berenang di sungai ini sama paman dan uwak kamu. Lalu ayah dapat ikan dan ikannya digoreng dan lalu, bla bla bla…” Biasanya seorang ayah suka banget cerita masa kecilnya yang sebenernya gak menarik pada anak-anaknya ketika edisi pulang kampung.
Ada kisah lain, ketika sang ayah ngenalin teman masa kecilnya ketika perjumpaan di pesawat “hahaha… gemuk banget lho Ri, sekarnang udah maju yaa? Semuanya serba maju, termasuk perut juga maju. Nak, ini lho Om Ari , teman ayah dulu waktu masih kecil di Semarang , dulu paling jago nihh main bola, sekarang jadi besar gini. Ayuk salim,” dan si anak salam pada kawan ayahnya dengan gunakan dua tangannya. Ehmm edisi mengajarkan anak dengan cara mengina fisik orang sudah di mulai…
Sebetulnya banyak hal yang bisa diceritakan seorang ayah atau ibu pada anaknya, sepanjang mereka antar anaknya atau selama sedang berdua saja. Sisihkan waktu minimal 30 menit, jangan jadi ibu autis atau ayah bisu, ditanya diam saja (edisi WA grups banyak banget sekarang #selfreminder).
Namun sangat sedikit orangtua yang bercerita mengenai tokoh-tokoh para sahabat seperti bercerita tentang tetangga sebelah atau teman SD-nya dengan semangat yang menggebu-gebu, sehingga sang anak jadi pingin banget ketemu dan penasaran yang mana sih yang Bilal yang berkulit hitam itu? Teman ayah bukannya putih-putih, ayah kan SD-nya di Palembang.
Nah, mulailah dengan awalan yang mengagetkan “Tahu gak nak? Bilal itu keren setengah mati, sampai-sampai beliau menolak untuk adzan lagi ketika Rasulullah wafat karena kalau beliau ucapkan Asyahadu ana Muhammad rasulullah itu langsung beliau ingat Rasul dan menangis. Nah kebayang gak kamu kalau kamu harus ucapkan nama orang yang kamu sayangi yang dia meninggal tiba-tiba, pasti sedih banget kan…”
Dan wajah serta expresi kita musti tunjukkan seakan kita ngerti banget perasaan Bilal dan kita bisa diam sejenak dengan mata seakan menerawang, sambil lihat pohon, seakan; keren banget Bilal, bisa segitu tuh cintanya… ckckck.
Nah, kejadian ini bisa dilakukan sepanjang kita bawa anak ke mesjid atau pas wudhu bareng.. kita tunjuk aja sepasang sandal, dan bicara tiba-tiba… “Ini lho, sampai-sampai sandalnya saja sudah terdengar dari surga.”
Demikian sang ayah nunjuk sandal orang ketika wudhu (kan di tempat wudhu banyak sandal atau bakiak tuh). Anak mungkin bertanya “siapa yaah?”
“Itu… si Bilal,” ayah menjawab sambil geleng-geleng kepala… (pokoknya bikin seakan Bilal itu kayak tetangga sebelah rumah).
Di waktu lain ketika sudah makan malam bersama, cerita lagi; “kalau kita makan kayak gini nii, kita berdoa sebelum dan sesudah agar yang kita makan jangan sampai ada unsur haramnya, jangan sampai doa kita gak diterima. Nahh, Sa’d bin Abi waqosh itu, yaa Allah… enak banget jadi beliau…” Ayah mulai lagi dengan aksi bercerita seakan itu teman SD sang ayah waktu berenang di sungai.
“Yaa, ada dua yang tidak pernah meleset dari Sa’d bin Abi waqosh; yaitu doanya ditrima langsung! dan kalau memanah, langsung kena..!”
“Dan kamu tahu ?? Sampai-sampai ada orang kafir yang jelek-jelekin Nabi dan para sahabat lalu Sa’d ngancam ‘awas lho, kalau gak diam aku doakan’ ehh orang kafirnya malah semakin menghina, lalu… Sa’d ambil air wudhu dan kemudian… (si anak di kepret air, ayah ..?)
Oh Tidak! Sa’d berdiri (ayah berdiri dari meja makan) dan ayah lanjutkan cerita; “lalu Sa’d sholat dua rakaat dan angkat tangannya berdoa pada Allah. Dan … tak lama kemudian (ayah boleh gebrak meja makan sedikit, awas piring pecah, karena cerita ayah yang semangat), lalu… tiba-tiba datanglah seekor unta entah dari mana dan menyeruduk orang kafir yang menghina-hina Rasulullah itu… masyaa Allah, Maashaa Allah. Ayah mengelap keringat yang tidak jatuh sedikitpun dengan lap makan dan anak akan berfikir .. ayah hidup di jaman apa yaa ..? Kok teman SD ayah banyak sekali… haha.. ada untanya pula, ayahhh ayah.. SD nya dimana sich? Bukan Jisc pasti !
By the way, coba kita para ayah, ibu dan guru daripada kita ngomongin masa lalu kita waktu jaman nenek kita pakai konde dengan menggebu-gebu pada anak, kenapa kita gak cerita banyak-banyak tentang Rasululah dan para sahabat -seakan akan mreka itu hidup dan tinggal cuma 2 gang dari rumah kita- Seakan mereka ada di RT lain dekat rumah kita…
Yuk, hadirkan lagi mereka di rumah kita…
Kalimat sakti itu adalah “Kamu tahu..? Itu…Umar bin Khattab itu..?” Ayah bercerita sambil mematikan televisi Doraemon dan pura-pura gak lihat wajah protes anaknya.
Wahh di mana yaa bisa dapat ayah keren kayak gini, bisa beli di mana yaa ? Ada yang jual gak di Pasir Muncang ? Atau Di Joglo mungkin ..?
Yuk, sebelum terlambat dan anak kita sudah besar dan pas kita bilang, kamu tahu gakk? Anak-anak kompak menjawab; “gak mauuu tahuuuu…! Hhmm .. telat deh…”
(Masih di Perth, 16 march 2015 –Siap-siap bersihkan daun yang berguguran dan sms anak-anak; “nak .. kamu tahu gak ?? Baca sms ummi yaa, ummi kalau nulis cerita dibaca, awas kalau gak baca sms ummi yaa…” haha…akhirnya jadi suka ngancem deh, udah telat…. anakku sudah remaja. hal yang aku sesali, dulu aku jarang cerita para sahabat.)