CARA Ayah bercerita kepada anaknya. Jadi ceritanya gini, “Dulu itu ayah waktu masih kecil berenang di sungai ini sama paman dan uwak kamu. Lalu ayah dapat ikan dan ikannya digoreng dan lalu, bla bla bla…”
Biasanya seorang ayah suka banget cerita masa kecilnya yang sebenernya enggak menarik pada anak-anaknya ketika edisi pulang kampung.
Ada kisah lain, ketika sang ayah ngenalin teman masa kecilnya ketika perjumpaan di pesawat, “Hahaha… gemuk banget lho Ri, sekarang udah maju yaa? Semuanya serba maju, termasuk perut juga maju.
“Nak, ini lho Om Ari, teman ayah dulu waktu masih kecil di Semarang, dulu paling jago nihh main bola, sekarang jadi besar gini. Ayuk salim,” dan si anak salam pada kawan ayahnya dengan gunakan dua tangannya.
Ehmm edisi mengajarkan anak dengan cara mengina fisik orang sudah dimulai…
Sebetulnya banyak hal yang bisa diceritakan seorang ayah atau ibu pada anaknya, sepanjang mereka antar anaknya atau selama sedang berdua saja.
Sisihkan waktu minimal 30 menit, jangan jadi ibu autis atau ayah bisu, ditanya diam saja (edisi WA grups banyak banget sekarang #selfreminder).
Namun sangat sedikit orangtua yang bercerita mengenai tokoh-tokoh para sahabat seperti bercerita tentang tetangga sebelah atau teman SD-nya dengan semangat yang menggebu-gebu, sehingga sang anak jadi pingin banget ketemu dan penasaran yang mana sih yang Bilal yang berkulit hitam itu?
Teman ayah bukannya putih-putih, ayah kan SD-nya di Palembang.
Nah, mulailah dengan awalan yang mengagetkan, “Tahu enggak Nak? Bilal itu keren setengah mati, sampai-sampai beliau menolak untuk adzan lagi ketika Rasulullah wafat karena kalau beliau ucapkan Asyahadu ana Muhammad rasulullah itu langsung beliau ingat Rasul dan menangis.
“Nah kebayang enggak kamu kalau kamu harus ucapkan nama orang yang kamu sayangi yang dia meninggal tiba-tiba, pasti sedih banget kan…”
Dan wajah serta ekspresi kita musti tunjukkan seakan kita ngerti banget perasaan Bilal dan kita bisa diam sejenak dengan mata seakan menerawang, sambil lihat pohon, seakan; keren banget Bilal, bisa segitu tuh cintanya… ckckck.
baca juga: Ayah Bunda, Ini 5 Love Language ke Anak yang Perlu Orang tua Ketahui
Cara Ayah Bercerita kepada Anaknya
Nah, kejadian ini bisa dilakukan sepanjang kita bawa anak ke mesjid atau pas wudhu bareng.. kita tunjuk aja sepasang sandal, dan bicara tiba-tiba…
“Ini lho, sampai-sampai sandalnya saja sudah terdengar dari surga.”
Demikian sang ayah nunjuk sandal orang ketika wudhu (kan di tempat wudhu banyak sandal atau bakiak tuh). Anak mungkin bertanya “siapa yaah?”
“Itu… si Bilal,” ayah menjawab sambil geleng-geleng kepala… (pokoknya bikin seakan Bilal itu kayak tetangga sebelah rumah).
Di waktu lain, ketika sudah makan malam bersama, cerita lagi; “Kalau kita makan kayak gini nii, kita berdoa sebelum dan sesudah agar yang kita makan jangan sampai ada unsur haramnya, jangan sampai doa kita enggak diterima.
Nahh, Sa’d bin Abi waqosh itu, yaa Allah… enak banget jadi beliau…” Ayah mulai lagi dengan aksi bercerita seakan itu teman SD sang ayah waktu berenang di sungai.
“Yaa, ada dua yang tidak pernah meleset dari Sa’d bin Abi waqosh; yaitu doanya diterima langsung! dan kalau memanah, langsung kena..!”
“Dan kamu tahu?? Sampai-sampai ada orang kafir yang jelek-jelekin Nabi dan para sahabat, lalu Sa’d ngancam: ‘awas lho, kalau enggak diam aku doakan’ ehh orang kafirnya malah semakin menghina, lalu… Sa’d ambil air wudhu dan kemudian… (si anak dikepret air, ayah ..?)
“Oh tidak! Sa’d berdiri (ayah berdiri dari meja makan) dan ayah lanjutkan cerita; “lalu Sa’d sholat dua rakaat dan angkat tangannya berdoa pada Allah.
Dan … tak lama kemudian…. (ayah boleh gebrak meja makan sedikit, awas piring pecah, karena cerita ayah yang semangat),
lalu… tiba-tiba datanglah seekor unta entah dari mana dan menyeruduk orang kafir yang menghina-hina Rasulullah itu… masyaa Allah, Maashaa Allah.
Ayah mengelap keringat yang tidak jatuh sedikitpun dengan lap makan dan anak akan berfikir .. ayah hidup di zaman apa yaa ..?
Kok teman SD ayah banyak sekali… haha.. ada untanya pula, ayahhh ayah.. SD nya di mana sih? Bukan JISc pasti!
By the way, coba kita para ayah, ibu dan guru daripada kita ngomongin masa lalu kita waktu zaman nenek kita pakai konde dengan menggebu-gebu pada anak,
kenapa kita enggak cerita banyak-banyak tentang Rasululah dan para sahabat -seakan-akan mereka itu hidup dan tinggal cuma 2 gang dari rumah kita- Seakan mereka ada di RT lain dekat rumah kita…
Yuk, hadirkan lagi mereka di rumah kita…
Kalimat sakti itu adalah “Kamu tahu..? Itu…Umar bin Khattab itu..?” Ayah bercerita sambil mematikan televisi Doraemon dan pura-pura enggak lihat wajah protes anaknya.
Wahh di mana yaa bisa dapat ayah keren kayak gini, bisa beli di mana yaa? Ada yang jual enggak di Pasir Muncang? Atau di Joglo mungkin ..?
Yuk, sebelum terlambat dan anak kita sudah besar dan pas kita bilang, “Kamu tahu enggak? Anak-anak kompak menjawab; “Enggak mauuu tahuuuu…! Hhmm .. telat deh…”
(Masih di Perth, 16 March 2015 –Siap-siap bersihkan daun yang berguguran dan SMS anak-anak; “Nak .. kamu tahu enggak??
Baca SMS ummi yaa, ummi kalau nulis cerita dibaca, awas kalau enggak baca SMS ummi yaa…” haha…akhirnya jadi suka ngancem deh, udah telat…. anakku sudah remaja.
Hal yang aku sesali, dulu aku jarang cerita para sahabat.)
Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter (X):
https://twitter.com/mamfifi_jisc
Tiktok: