MENATA hati. Kemarin saya makan di sebuah restaurant dan saya mendapati seseorang yang sudah makan banyak yang enak-enak, tetap saja mengeluh makanannya kurang mantap dan memuji restaurant lain.
Saya juga mendapati sifat customer di negeri dengan initial plus 62, ketika dikasih harga murah masih minta discount dan bangga dengan perolehannya tanpa memandang wajah yang lain …
Saya bilang ke anak saya yang baru belajar jualan sepatu online, jangan kasih discount ke teman-teman atau saudara dengan ikuti kalimat mereka “Berapa nii harga saudara“?
“Justru saudara atau teman atau om tante harusnya mendukung perjuangan mulia mencari uang sendiri dari seorang anak muda yang berstatus pelajar. Bukan malah memanfaatkan dan berharap diberi.”
Jadilah kita sebagai si pemberi. Kalau bisa malah kita bantu promosi.
Di sisi lain saya melihat ada orang yang tidak pernah puas pada kondisinya, mengeluh terus dan menghujat-hujat orang sekitarnya. Dan ingin mengganti yang sudah didapatkan dengan yang dalam impian. Jadinya gelisah tiada tepi.
Dalam hidup kita selalu mengeluh. Macet sedikit saja langsung pencet klakson tidak sabar dan tidak memahami, mungkin mobil depan lagi kehabisan bensin atau dia lagi banyak pikiran, atau baru di-PHK sehingga dia melamun dan kaget sehingga rem mendadak.
Hilang rasa emphaty, hal yang pada zaman sekarang ini sangat mahal harganya.
Berusahalah untuk memahami kondisi orang lain maka kita tidak akan merasa ..
Seakan hidupnya yang paling susah
Seakan sakitnya yang paling berat
Seakan hinaan yang didapat adalah yang paling sakit.
Seakan dirinya dan pendapatnya adalah yang paling benar. Orang lain pikirannya salah semua.
Baca juga: Perhatikan Ucapan, Pikiran, Perasaan dan Tindakanmu
Menata Hati
Bagaimana solusinya?
Sebaiknya:
Hati mereka selalu disetel atau ditata dalam 3 hal:
MAKLUM, MANUT, MALU:
1) Maklum atas keputusan Allah Azza Wa Jalla yang Maha Kuasa, karena DIA penentu segalanya..
2) Manut atas apa yang ditentukan Allah Azza Wa Jalla, karena kita cuma hamba..
3) Malu kepada Allah Azza Wa Jalla kalau sampai mengeluh, karena yang diberi lebih banyak…
Sebab itu kita lihat orang-orang mulia ~ selalu mudah bersyukur atau setidaknya memaksa hatinya selalu bersyukur…
Ada setidaknya 4 keutamaan seseorang yang terbiasa menata hatinya untuk senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah Azza Wa Jalla…
1. la mudah bahagia..
2. la sulit kecewa..
3. Ringan berbagi apa yang dimiliki..
4. Dan jauh dari sifat iri terhadap nikmat orang lain…
Oleh sebab itu, menata hati itu perkara penting yang harus dilakukan setiap hari oleh setiap orang beriman. Jangan biarkan hati lepas kendali. Setiap hari setel terus. Ulangi terus. Dan latihan terus.
Paksa syukur dan tahan diri dari mengeluh.
Mulailah dengan lisan yang selalu berdzikir, memuji nama Allah dan bersyukur atas semua kenikmatan dan berhenti berfikif negatif dan melihat hanya pada keburukan dan mimpi mimpi yang belum sampai …
Bila itu terus dilakukan bahkan menjadi habbit ~
Maka kita tidak akan pernah merasakan indahnya menjadi seorang hamba yang bertaqwa …~ hal yang sebetulnya amat sangat mahal dan berharga.
wa’j`alna li’l muttaqina imama (25: 74)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D
Owner and Conceptor and Director of:
Jakarta Islamic School (Jisc/Jibbs/Jigsc).