MASHA Allah makan malam yang nikmat. Mie ayam dengan mangganya … dipotong kotak-kotak penuh hikmat.
Disajikan dengan baik ..
kita tepatnya saya, enggak bisa kalau enggak ada mbak yang baik-baik.
Finally, saya punya rencana umrah mengajak guru-guru as usual.
Juga beberapa OB di sekolahan kami juga mbak-mbak yang kerja dengan kami.
Tapi, kendala mereka di paspor.
Kuy laah saya buatkan paspornya yang sehari jadi atau sepekan, beres.
Tapi wajah sedih dan pasrah terlihat, karena mereka menyatakan tidak punya birth certificate dan tidak punya ijazah.
Katanya: “ijazah saya tenggelam waktu banjir bandang di kampung, laci dengan lemarinya keluar semua.”
Saya terharu.
Baca juga: Panda pun Harus Punya Paspor
Makan Malam yang Nikmat
Yaa Allah. Hal itu mengingatkan mereka dengan derita masa lalu.
Yang satunya lagi mengatakan: ‘Buu saya bisa gambar, mural di tembok, saya bisa gambar corak batik. Saya ini pernah kuliah dua semester di ITB jurusan seni rupa, tapi saya enggak lanjutkan tak ada uang dan transkrip nilai saya terbakar di Pondok.
Saya jadi bingung, tak bisa bicara san tak bisa mikir …
Susah amat mau ajak orang-orang kecil untuk memiliki kebahagiaan yang sama kayak yang saya akan inshaa Allah dapatkan.
Bisa enggak bikin paspor tanpa ini itu yaa …
Masih buntu.
Bobo dulu yaa
Beli coklat tak pakai cuan
Met rehat everyone …