YUK bertekad jangan jadi orang yang mudah mem-bully. Tahan mulut. Cari topik canda yang lucu beneran tanpa menyakitkan. Pikir deh. Kalau enggak ada, diam saja sudah.
Coretan iseng ini memang tentang topik yang sudah basi, yaitu soal nge-bully. Saya paling enggak suka sama orang yang senang mem-bully.
Saya sendiri sebetulnya sensitif. Kalau ada yang mem-bully, saya langsung pasang jarak. Anak saya kagum sama saya karena katanya, “Ummi jago ngomong.”
Jadi, orang yang tadinya mem-bully, saya balikin kalimatnya sampai dia merah padam. Tapi akibatnya, saya menyesal. Saya jadi dosa.
Dan ini menimpa seorang ustaz, Ustaz Kabir. Dia mem-bully saya dengan mengatakan,
“Wahaha, tahu kan siapa yang paling membutuhkan makanan?” di depan beberapa orang bapak-bapak sambil menunjuk saya.
Saya balas, kebetulan sang Ustaz Kabir baru baik dari sakit sehingga kurusan.
Saya bilang, “Ya, daripada Ustaz, kurus enggak keurus. Jadinya sakit-sakitan.”
Sang ustaz diam. Jamaah terdiam dan saya pura-pura enggak tahu mereka diam. Saya berlalu. Dalam hati, “Salah sendiri, kau yang memulai.”
Tapi, sesudahnya saya menyesal. Saya merasa berdosa. Tapi mau minta maaf gengsi. Lagian sudah jauh.
Baca Juga: Kalau Hati Istri Sudah Mati
Jangan Jadi Orang yang Mudah Mem-bully
Ada lagi seorang ustazah ceramah, ingin melucu, “Ada juga manusia yang segalanya berlebih. Jadilah manusia yang selalu berlebih. Seperti Bu Fifi kelebihan berat badan. Hahahaha.” Dia tertawa sendiri.
Saya mau membalas tapi saya enggak enak. Audience juga diam. Alhamdulilah tidak ikut tertawa. Kok ceramah isinya ngetawain orang? Saya jadi illfil.
Ketika ada sesi foto-foto setelah ceramah, saya enggak mau berfoto sama dia.
Setelah itu, saya menjauh. Saya enggak mau main sama dia lagi. Dia kontak saya, saya cuek saja. Saya pikir banyak teman yang bisa menambah keimanan saya.
Jadi, buat apa main sama orang yang menambah kekesalan saya. Walaupun dia seorang ustazah sekalipun.
Yang saya heran, kok ustaz dan ustazah suka mem-bully ya? Saya agak illfil dengan yang kayak gitu. Malas ketemu. Juga dengan orang yang ketika ketemu menunjuk jerawat di dagu saya.
Kadang-kadang, kalau lagi sibuk, saya suka jerawatan. Satu saja tapi lumayan besar. Enggak dosa kan?
Tapi, saya malas dengan teman saya perempuan yang mengatakan, “Ih jerawat besar banget. Mikirin siapa?” sambil menunjuk jerawat saya di depan beberapa orang. Buat saya, itu enggak etis .
Dan sejak itu, saya janji enggak mau ketemu dia lagi. Enggak akan saya datang lagi ke tempatnya. Ketika pulang, dia katakan, “Jangan bosan ke sini ya. Nanti main lagi.”
Iya, saya enggak bosan tapi saya sudah illfil. Saya sendiri enggak pernah bully orang. Saya enggak peduli dia jerawatan, gemuk, ada tompel atau berkulit hitam. Bukan urusan saya.
Bagi orang yang suka mem-bully, jangan kepedean deh dengan menghina atau menertawakan fisik orang lain.
Kalian juga banyak kekurangan. Cuma aku tahan saja mulutku untuk enggak nge-bully. Dengan orang lain diam, bukan berarti kalian tuh sempurna. Jangan sok.
Aku sih bisa saja balas-balasin orang yang suka mem-bully tapi enggak level. Kayak enggak ada kerjaan. Tapi ingat, sekali mem-bully jangan harap ketemu aku lagi. Jangan harap aku meletakkan kamu di hatiku. Never.
Buat para ustaz dan ustazah, antum memang hebat. Allah kasih karomah bisa ceramah yang memesona, juga terkenal, tapi jaga akhlak dong.
Ingat panutan pada Rasulullah. Yang jelas, tausiyahmu enggak masuk lagi ke hatiku. Aku enggak bisa pura-pura. Sorry to say.
Semua orang ada kekurangan tapi bukan untuk jadi bahan bully agar hatimu senang.
Ingat ya, siapa yang bully aku atau aku lihat suka mem-bully orang. Jangan harap aku suka padamu. Janji malam Senin. Emaknya Ben.
Note; yuk bertekad jangan jadi orang yang mudah mem-bully. Tahan mulut. Cari topik canda yang lucu beneran tanpa menyakitkan. Pikir deh. Kalau enggak ada, diam saja sudah.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Takutlah kalian terhadap doanya orang yang didzalimi. Karena tidak ada tabir antar dia dengan Allah.” (HR. Bukhari 2448).
(Catatan Mam Fifi, November 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
opens ‘𝐍𝐄𝐖 𝐄𝐍𝐑𝐎𝐋𝐌𝐄𝐍𝐓 ‘𝐀𝐂𝐀𝐃𝐄𝐌𝐈𝐂 𝐘𝐄𝐀𝐑 𝟐𝟎𝟐𝟐-𝟐𝟎𝟐𝟑”
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: