MELUNCURKAN buku tentang Pilu di Palu menimbulkan pro dan kontra. Walau kebanyakan pro. Yang penting hati kita.
Bukan masalah harga jualnya. Kalau mau jujur, untungnya hanya Rp26.000 saja per buah. Itupun semua untuk disumbangkan ke teman-teman di Lombok dan Palu.
Padahal, bikin buku itu effort-nya berat. Dari sejak disetujui oleh penerbit lalu mengedit. Kalau satu kata salah harus diulang dari awal. Cari gambar yang tepat dan membaca beramai-ramai jangan sampai ada salah huruf.
Juga memperjuangkan agar terdaftar di Perpusatakaan Nasional ada ISBN-nya.
Tidak ada niat apa-apa. Kalau mau jujur, apalah arti untung Rp26.000 dikali seratus buku pun hanya untung Rp2,6 juta saja.
Sementara, uang segitu itu hanya cukup untuk beli tiket pesawat satu relawan sama teri kacang sedikit.
Sementara, berapa uang yang dikeluarkan untuk ini itu. Bantu bangun puluhan rumah sementara (Huntara) yang satunya Rp2,5 sampai Rp6 jutaan. Beli ratusan tenda yang satunya Rp1 jutaan.
Bangun Musholla kecil untuk anak-anak sekolah dan penduduk ada tempat bernaung yang satunya Rp200 jutaan.
Belum mobil yang terkirim. Mobilnya mobil baru loh karena aku enggak mau mereka susah dengan mobil bekas yang pastinya memerlukan maintenance yang cukup besar.
Jangan sampai mereka susah karena mobil mogok dan uang habis untuk ke bengkel.
Baca Juga: Buku Pilu di Palu
Buku Pilu di Palu Menimbulkan Pro dan Kontra
Jadi jual buku itu hanya sedikit untungnya. Aku hanya ingin;
1. Ada banyak cara untuk mengingat dan menyumbang korban bencana
2. Semua cerita tentang mereka terabadikan agar ada ibrah untuk kita semua terlebih anak cucu
3. Aku ingin banyak orang berkontribusi. Yuk sama-sama punya pahala daripada kasih kupon bencana saja mendingan kasih buku gitu loh. Ada manfaat yang bisa diberikan.
Kalau aku mau aku bisa saja enggak ajak-ajak. Toh alhamdulillah selama ini juga banyakan dari kocek sendiri.
Aku cuma ingin mengajak banyak orang berbuat kebaikan. Banyak orang yang ingat pada penderitaan saudara-saudara kita.
Jadi enggak usah berpikir ini itu untuk harga sebuah buku Pilu di Palu. Enggak ada yang beli juga enggak apa-apa. Allah Maha Kaya. Biasanya juga Allah yang kasih uang.
Cuma mohon kalau enggak mau beli ya jangan tambah dengan kalimat yang melemahkan semangat. Apalagi dengan pemikiran Mam Fifi akan lebih terkenal.
Bagaimana ya? Kalau soal itu sih. Ini saja di Facebook yang waiting list ribuan. Juga ini sudah buku ke-8 yang aku tulis.
And, aku kan juga sudah menulis di berbagai media. Jadi beli satu buku saja enggak akan bikin aku tambah tekenal. Andai iyapun ya mau diapakan juga. Toh ujung-ujungnya mati.
Kalau kamu pernah ke Palu. Kamu akan tahu apa yang ada dalam hatiku. Tapi aku enggak mau sedih karena sikapmu. Air mataku hanya untuk saudara-saudaraku yang memang perlu untuk disedihkan.
Tak ada rumah, hilang anak dalam sekejap, tak ada harapan, tadinya memberi sekarang terpaksa diberi. Tiba-tiba miskin. Kehilangan sanak saudara. Tak ada kejelasan.
Enggak enak kan makan saja mesti menunggu jatah. Makan bubur ramai-ramai airnya banyak berasnya dikit. Dan mereka tetap sabar.
Baca Juga: Suara Hati Terdalam, Fifi Jubilea Rilis Buku Pilu di Palu
Coba lihat dari sisi itu tapi tak apalah. Cintaku masih luas untuk mereka. Tak akan terhalang oleh kalimat-kalimat tak perlu.
Pikir positif saja. Ada orang susah. Susah banget malah. Kita menolong. Cukup. Itu saja. Jangan mikir susah-susah. Kasihan mereka. Nasib baik. Bencana itu tidak mampir ke kita, ya kan?
Pilu di Palu. Sekarang jadi tambah dikit.
Pilu di hatiku. Tapi tak akan surut perjuanganku karena sudah kukatakan cintaku untuk Lombok dan Palu masih berupa magma. Belum redup denganmu atau tanpamu.
Mereka hidup di atas patahan bumi yang mengerikan, yang masih bergeser sedikit demi sedikit. Ah, kalau kamu tahu. Ah, sedih.
Allah berfirman, “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan amal perbuatan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
Merekalah orang-orang yang di akhirat (kelak) tidak akan memperoleh (balasan) kecuali neraka dan lenyaplah apa (amal kebaikan) yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka lakukan” (QS Huud: 15-16).
(Catatan Mam Fifi, November 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
opens ‘𝐍𝐄𝐖 𝐄𝐍𝐑𝐎𝐋𝐌𝐄𝐍𝐓 ‘𝐀𝐂𝐀𝐃𝐄𝐌𝐈𝐂 𝐘𝐄𝐀𝐑 𝟐𝟎𝟐𝟐-𝟐𝟎𝟐𝟑”
For online registration, visit our website.
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: