USTAZ Adi Pratama Larisindo ata yang akrab disapa Ustaz Een ikut serta menghadiri Gebyar Wirausaha ke-10 di Yogyakarta. Ustaz yang kesehariannya mengasuh pondok digital dari Pontianak ini memberikan beberapa insight menarik bagi para peserta yang hadir pada 2 Maret 2024, lalu.
Pertama, pasti ada hikmah atau alasan kenapa Allah takdirkan orang-orang bisa menghadiri acara Gebyar Wirausaha (GWU) ke-10 ini. Untuk bisa mengetahuinya dapat ditemukan dalam QS. Al Araf ayat 200.
Pada QS. Al Baqarah ayat 274 yang artinya, “Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
Ustaz Een juga menyebutkan bahwa dalam Al Quran juga tertulis jika di dalam harta setiap manusia terdapat hak orang yang meminta-minta dan yang tidak meminta-minta. Di QS. 24:43 juga bisa dieemukan hikmahnya. Yakni, hikmah yang terbaik adalah yang mendekatkan diri kepada Allah.
Selain itu Ustaz Een juga mengingatkan untuk jangan pernah menunjukan kesusahan kepada orang lain. Apalagi semua hal bisa berubah seperti kisah tentang seorang guru yang pada saat itu gajinya 150ribu, ingin menjadi 450ribu.
Kemudian guru tersebut menempuh jalur langit. Selanjutnya Allah malah datangkan 3,5juta. Hal inilantaran sang guru menikah dan menjadi kepala sekolah. Cara optimalisasi jalur langit, yaitu dengan shalat malam dan sedekah diperbaiki, khususnya selama 40 hari.
Kembali Ustaz Adi Pratama Larisindo menyebutkan di dalam Al Qur’an, tidak ada kemiskinan, yang ada adalah kekayaan dan kecukupan. Cerita ini, bukan berarti meninggalkan sunnatullah dengan berusaha. Tapi jangan lebih mengedepankan akal dibandingkan Allah. Allah jangan malah ditaruh di belakang.
Kunci penting dalam kehidupan juga disebut oleh Ustaz Een pada QS. Al Baqarah ayat 148. Keberpasrahan itu pintu keberkahan. Contoh, Nabi Ibrahim meminta keberpasrahan pada Allah. Ini malah menjadikan beliau adalah bapaknya para Nabi.
Hadiah dari Allah akan berbanding lurus ketika mengerjakan perintah-perintah Allah. Terutama bagi pengusaha yang mempunyai otoritas untuk memaksa orang taat. Kalau tidak menggunakan ini, nanti kalau ditanya Allah bagaimana?
Sebab infrastruktur rezeki berbanding lurus dengan sebesar apa perintah Allah, yang bisa dilakukan. Sehingga penting untuk diingat jangan benturkan bisnis dengan dakwah, algoritma-algoritma Allah yang tidak dipahami. Bahkan ketenaran dan harta yang melekat pada diri pada akhirnya akan hampa. Kesenangan yang abadi, itulah ketenangan. [Wnd]