ChanelMuslim.com – “Saya jualan bukan karena saya pintar tapi karena kebutuhan, jadi minim ilmu,” kata Nurjanah (33), ibu dua anak tersebut. Pandemi Covid-19 menggoyahkan perekonomian keluarga Nurjanah yang biasanya menitipkan kue-kue di warung dan kantin sekolah. Dengan adanya pembatasan serta karantina wilayah karena Covid-19, bagaimana Nurjanah bangkit dan berjuang meningkatkan ekonomi keluarga?
Sebelum pandemi, Nurjanah biasa menitip produk kuenya ke warung-warung dan kantin sekolah yang berada di sekitar rumah. Namun ketika pandemi dan sekolah diliburkan, Nurjanah tidak lagi dapat pemasukan.
“Selama masa pandemi, tidak ada pemasukan sama sekali. Biasanya saya menaruh kue di beberapa sekolah (kantin) tapi tutup karena pandemi,” katanya, Rabu (25/11/2020).
Lalu, Nurjanah mulai bangkit saat bulan Ramadan. Ia membuat kue-kue untuk takjil dan pesanan mulai berdatangan.
“Puasa karena pesanan untuk takjil lumayan sering. Pelanggan bilang donatnya enak, saya mulai beranikan memakai dus atas saran teman,” Nurjanah berkisah.
Dengan memakai dus, donat buatan Nurjanah menjadi cantik dan pantas menjadi hantaran saat berkunjung atau menjadi oleh-oleh.
Nurjanah mengaku dapat membuat 10-30 dus donat dalam sehari.
“Alhamdulillah jualan masih lancar, sehari bisa 10-30 box kalau sedang ramai. Pernah sampai 50 box sehari tapi yang namanya jualan ada naik turunnya, saya tetap mensyukuri. Alhamdulillah dengan berjualan, saya bisa membantu suami dalam hal keuangan,” tutup Nurjanah.
Sejak kecil, Nurjanah ditempa dengan kemandirian. Ia hanya duduk di bangku SD dan kemudian merantau ke Jakarta untuk bekerja. Setelah menikah dan berpenghasilan, ia merajut kembali mimpinya dalam pendidikan. Ia pun mengejar Paket B dan juga belajar Alquran.
“Dari lulus SD, saya sudah kerja di Jakarta sampai umur 23 tahun terus menikah. Pas sudah punya uang sendiri dan bisa melanjutkan sekolah. Saya ikut paket B, dan juga sudah 2 tahun ini ikut lembaga bimbingan baca Alquran. Alhamdulillah semangat belajarnya masih ada,” cerita istri dari seorang petugas keamanan ini.
Nurjanah menyukai aktivitas membuat kue, lama kelamaan, ia menekuni hobinya untuk menambah penghasilan keluarga. Sejak 6 bulan lalu, Nurjanah fokus membuat donat sebagai produk utama bisnisnya yang diberi nama Delicious Donuts.
“Ceritanya lucu sebenarnya. Kebetulan dus donat yang saya beli sudah ada merknya yaitu donat delicious, jadi reseller dan customer yang namain donat Bu Nurjanah dengan Delicious Donuts,” ungkap Nurjanah kepada ChanelMuslim.com.
Alasan memilih donat sebagai produk unggulan, menurut Nurjanah, adalah mengikuti permintaan customer.
“Alhamdulillah, saat itu, pesanan banyak untuk bawaan ke rumah saudara pas lebaran dan berlanjut sampai saat ini,” kata Nurjanah yang tidak pernah mengikuti kursus memasak secara formal tersebut.
Beralamat di Jalan H. Awi, RT 007/003, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Delicious Donuts juga menawarkan banyak varian topping, yaitu: meses, kacang keju, dan juga donat bomboloni. Selain donat, Nurjanah juga menyediakan katering dan aneka bakery lainnya.
Dengan range harga Rp30.000 hingga Rp40.000 per lusin, Delicious Donuts sudah memiliki penggemar yang rata-rata berdomisili di sekitar Jatiluhur.
“Alhamdulillah, reseller Delicious Donuts sudah ada 10 orang dan rata-rata pembeli masih di sekitaran Bekasi. Selain itu, biasanya kalau ada yang mau mudik ke Jawa suka pesan buat oleh-oleh atau buah tangan,” ujar Nurjanah.
Melalui media sosial FB dan WhatsApp, Nurjanah memasarkan Delicious Donuts dan produk lain yang dihasilkannya. Ia juga berpikir untuk mengurus legalitas dan juga memiliki brand sendiri untuk usahanya.
Sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG), yaitu mencapai kesetaraan gender serta memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan, apa yang dilakukan Nurjanah adalah upaya untuk memastikan bahwa semua perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan berpolitik, sosial dan ekonomi.
Nurjanah adalah wajah perempuan Indonesia yang tangguh, mandiri, dan tetap semangat memperjuangkan hidupnya. Ia mengejar pendidikan dan juga berdaya di bidang ekonomi. Memang masih banyak permasalahan mengenai kesenjangan antara perempuan dan laki-laki di segala bidang, namun Nurjanah-Nurjanah akan selalu ada.[ind]