WRANGLER yang dulunya bernama Blue Bell Overall Company didirikan pada 1897, di Greensboro, North Carolina oleh Charlie Hudson.
Perusahaan yang secara eksklusif memproduksi pakain bebahan dasar denim ini kemudian resmi berganti nama menjadi Wrangler® pada 1947 dengan satu tujuan; yakni ingin membuat jeans terbaik di dunia.
Sejak saat itu hingga kini, Wrangler® terus bercita-cita dan senantiasa memberdayakan setiap orang agar terus percaya diri dan berkembang dalam berbagai batasan atau hal-hal baru.
Koleksi-koleksi klasik dari Wrangler® selalu dinanti. Sehubungan dengan itu, pada FW23, tim Wrangler® Jepang meluncurkan koleksi The Archive.
Koleksi ini mereplikasi karya-karya vintage Wrangler, mulai dari gaya keseluruhan, detail jahitan, hingga aksesoris yang trend di masa tersebut.
Tidak hanya memadukan gaya klasik nan unik, koleksi The Archive dibuat secara ekslusif dengan material premium Jepang.
Head Of Product Wrangler® Indonesia Norman Lukman menerangkan bahwa koleksi The Archive merupakan produk replika yang dihadirkan untuk menghidupkan kembali nilai workmanship dan historical dari culture denim di era tahun 1950-an hingga 1960-an.
Kemudian, Norman juga menambahkan bahwa ada sejarah penting yang perlu dikenang. “Wrangler® yang sebelumnya dikenal dengan nama Blue Bell Overall Company awalnya hanya fokus membuat denim untuk workwear.
Kemudian, Wrangler® membuat sejarah penting dengan menghadirkan outfit denim khusus penunggang rodeo. Sejarah itu terus berlangsung, hingga saat ini, Wrangler® selalu identik dengan kompetisi dan event rodeo,” paparnya.
Di Indonesia, lisensi Wrangler® atau yang lebih dikenal Wrangler® Indonesia dibawa oleh PT DELAMIBRANDS Kharisma Busana.
Terkait koleksi eksklusif ini, Susanna, Brand Leader Wrangler® Indonesia, menginformasikan bahwa koleksi The Archive di Indonesia ini hanya diproduksi secara terbatas dan cukup eksklusif, hanya dijual di Standard Denim Store, Plaza Senayan.
“Koleksi The Archive bisa didapatkan dengan harga Rp3.199.000 di Standard Denim Store, Plaza Senayan mulai Kamis, 16 November 2023,” terang Susanna.
Terkait koleksi The Archive lebih lanjut, di Indonesia hadir tiga koleksi ekslusif dengan rincian dua model celana dan satu jaket. Berikut informasi dan detail ketiga koleksinya.
10MW 1964 Model
Jika membahas soal bahan yang digunakan Wrangler® pada produknya, selalu ada dua pilihan utama yang menjadi perdebatan, yakni left-hand twill di model 11MW atau 11MWZ dan broken twill yang telah menjadi standar sejak 1970-an. Namun, selalu ada pengecaulian untuk model 10MW yang menggunakan right-hand twill denim.
Sesuai namanya, seri 10MW 1964 Model ini dulunya hanya diproduksi selama satu tahun, yakni di tahun 1964. Sudah 59 tahun berselang, koleksi 10MW sangat sulit ditemukan.
Kemudian, hingga saat ini, alasan penggunaan right-hand twill denim secara tiba-tiba pada koleksi 10MW ini masih simpang siur.
Namun, yang pasti, tekstur denim yang kasar dan bahan yang tebal, kemudian warna pudar yang kontras, selvedge on roll-ups, dan pola yang unik menjadi ciri khas tersendiri yang jauh berbeda dari koleksi Wrangler® lainnya.
111MJ 1951 Model
Koleksi ini merupakan desain dari Benjamin Lichtenstein, seorang designer khusus rodeo cowboys, yang merasa frustrasi dengan jaket denim tradisional yang desainnya tidak pernah berubah selama beberapa dekade.
Dari kefrustrasian itu, lahirlah desain 111MJ 1951 Model atau yang dulunya dikenal dengan nama Rodeo Ben. Desain utama dari 111MJ 1951 terletak pada saku depannya, kemudian detail jahitan lambang “W” yang eksklusif di kedua sisi, dan kehadiran action pleats di bagian belakang.
11MW 1951 Model
Koleksi 11MW 1951 selalu jadi incaran penyuka denim. Pasalnya, model 11MW menjadi tonggak sejarah dengan kehadiran lambang “W” di bagian saku belakannya. Koleksi ini dulunya dirancang juga oleh Benjamin Lichtenstein atau dikenal dengan sebutan Rodeo Ban Lichtenstein.
Ciri yang khas dari 11MW 1951 Model, antara lain model high rise, posisi saku belakangnya, bagian rivet, posisi
bagian loop depan, dan label di bagian saku belakang. [Iqh]