EPISODE Jelajah Ramadan ChanelMuslim kali ini kita diajak berkeliling Taiwan oleh Bunda Rekyan Regasari, M.P., Ketua Salimah PSLN Taiwan periode 2020-2024, Senin (25/4/2022).
Taiwan beribukota di Taipei dengan jumlah penduduk 23,56 juta jiwa pada tahun 2021. Jumlah populasi muslim asli Taiwan diperkirakan mencapai 60 ribu jiwa, muslim dari negara lain 40 ribu jiwa.
Sementara, warga negara Indonesia (WNI) di Taiwan sekitar 271 ribu jiwa berstatus sebagai pekerja migran, baik kerah putih maupun kerah biru.
Menetap di Taiwan sejak Oktober 2017, Bunda Rekyan mengaku tidak pernah berpindah kota.
Statusnya sebagai mahasiswa S-3 Computer Science di National Central University (NCU) Taiwan ini tidak menghalanginya aktif dalam berbagai aktivitas sosial dan dakwah.
“Alhamdulillah, Taiwan negeri yang ramah muslim, di sini kita masih dapat merasakan kehangatan berbuka bersama dan juga kegiatan Ramadan lain dilakukan dengan semarak,” ujar Bunda Rekyan.
Salimah Taiwan mempunyai beragam program Ramadan, antara lain: tadarus, kajian bertema Ramadan, belajar mengaji mingguan lewat program Gema Salimah (Gemar Belajar Al-Quran bersama Salimah) yang diadakan secara online dan offline.
“Setelah pandemi berangsur membaik, kami mengadakan kegiatan offline di taman kota tentu dengan protokol kesehatan dan juga peserta yang terbatas,” tambah ibu dari 4 anak ini.
Baca Juga: Jelajah Ramadan ChanelMuslim Angkat Konsep Virtual Tour 6 Negara
Jelajah Ramadan di Taiwan, Negeri Ramah Muslim
Bunda Rekyan mengaku, program Salimah tersebut membantu banyak pekerja migran dalam mengakses agama Islam.
“Mereka menjadikan kegiatan mengaji mingguan sebagai sarana belajar sekaligus hiburan setelah sepekan bekerja,” lanjut muslimah asal Tulungagung itu.
Terkait makanan khas saat berbuka puasa, biasanya masjid-masjid di Taiwan menyediakan nasi biryani dan masakan dari Pakistan untuk para jamaah.
Hal berbeda akan kamu temui ketika berkunjung ke masjid komunitas Indonesia di Taiwan yang biasanya menyediakan takjil dengan menu Indonesia serta letaknya berdampingan dengan toko yang menjual barang atau produk asal Indonesia.
Untuk mengobati rasa kangen dengan kuliner khas berbuka puasa di Indonesia, beberapa WNI di Taiwan juga menjual beberapa takjil dan kue kering khas Indonesia.
Selain itu, kebersamaan saat Ramadan juga terasa ketika berbuka puasa, sahur, dan shalat tarawih di beberapa masjid sekitar kampus.
Pengurus masjid secara rutin membagikan sembako, takjil, dan nasi boks untuk jamaah.
Bunda Rekyan menambahkan, salah satu tantangan terberat Ramadan dan Lebaran di Taiwan adalah terkait hari libur.
“Seperti di negara lain yang muslimnya minoritas, di sini saat Ramadan dan Lebaran berjalan seperti hari biasa, artinya tidak diliburkan. Saya pernah merasakan setelah shalat Ied itu langsung ke kampus untuk ujian,” katanya.
Sementara itu, Bunda Rekyan juga mengatakan bahwa tidak ada KBRI di Taiwan melainkan Kantor Dagang Indonesia yang berada di Taipei.
“Biasanya, dari KDI ini akan menggelar buka puasa setiap hari Jumat dan mengundang WNI yang ada di Taiwan,” ungkap alumni Teknik Elektro Universitas Brawijaya itu.
Salah satu hikmah yang dirasakan Bunda Rekyan di Taiwan adalah keinginan untuk belajar agama sangat kuat melebihi ketika berada jauh dari tanah air.
“Selain belajar bagaimana modernnya negara ini dalam banyak hal, satu hal yang saya sadari adalah ketika jauh di perantauan, keinginan untuk belajar agama dan belajar mengenai kehidupan itu sangat luar biasa,” tutupnya.
Dengan berakhirnya episode Jelajah Ramadan di Taiwan ini, berakhir pula rangkaian acara Jelajah Ramadan ChanelMuslim.com.
Kegiatan ditutup dengan nasihat dari Wakil Ketua Muslimah Wahdah Islamiyah Pusat Ustazah Zelfia Amran mengenai pentingnya memaknai bulan mulia ini sebagai pemersatu semangat dakwah di mana pun kita berada.
Semoga program Jelajah Ramadan ChanelMuslim tahun ini bermanfaat buat kamu, Sahabat Muslim.
Apresiasi yang setinggi-tingginya disampaikan kepada para sponsor: Nusantara Palestina Center, LPPOM MUI, dan Wardah, serta Community Partner: Hijabersmom Community, PP Salimah, Muslimah Wahdah Islamiyah, Rumah Pintar Aisha, dan Hikari Parenting School.
Sampai jumpa Ramadan tahun depan.[ind]