ASOSIASI Fintech Syariah Indonesia (AFSI) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjembatani kolaborasi antara pelaku industri fintech syariah dan dunia akademik.
Melalui program unggulannya AFSI Academic Partner, AFSI menggelar International Workshop secara daring yang berkolaborasi dengan 4 fintech syariah internasional dan 15 mitra perguruan tinggi AFSI.
Workshop eksklusif ini dihadiri lebih dari 700 peserta, yang terdiri dari dosen, mahasiswa, hingga lembaga jasa keuangan anggota AFSI.
Acara ini berfokus pada penguatan literasi fintech syariah dan teknologi Web3, sekaligus mempersiapkan talenta muda menghadapi transformasi teknologi global.
Baca juga: Bangun Visi Keluarga Harmonis, Workshop Family Growth Ajak Pasangan Temukan Kunci Keselarasan
AFSI Dorong Literasi Web3, Kolaborasi, dan Talenta Masa Depan lewat Workshop Internasional bersama 15 Mitra Universitas
Kepala Eksekutif Pengawas Penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran akademisi dalam menyiapkan SDM unggul.
“Akademisi juga berperan menyiapkan talenta yang memiliki pemahaman ganda: keuangan syariah dan teknologinya, sehingga mampu menjadi motor penggerak industri keuangan syariah nasional di masa depan. Kami mengapresiasi AFSI atas program AFSI Academic Partner yang melibatkan berbagai universitas untuk mengembangkan ITSK syariah,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Program ini sejalan dengan konsep pentahelix yang diadopsi Pusat Inovasi OJK. Untuk itu, kami mengundang AFSI dan universitas mitranya untuk terus berkolaborasi aktif dalam wadah Pusat Inovasi OJK demi memperluas literasi dan menghasilkan inovasi ITSK syariah di Indonesia.”
CEO Kitabisa dan Sekretaris Umum AFSI, Vikra Ijas, dalam sesi materinya menyampaikan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian masyarakat Indonesia menjadi pondasi kuat inovasi sosial di era digital.
“Kitabisa lahir dari karakter khas bangsa Indonesia yang gemar berdonasi dan membantu. Karakter ini kami padukan dengan teknologi, sehingga berdonasi kini bergeser dari aksi responsif menjadi gaya hidup rutin. Kunci keberlanjutan Kitabisa adalah berkolaborasi dan berinovasi bersama ekosistem yang saling mendukung,” ujarnya.
Director of Communication and Innovation Masverse, Dr. Suresh Naidu Sadasivan, menekankan bahwa “Blockchain bukan hanya soal kripto atau NFT. Penggunaannya lebih luas dari itu, seperti untuk layanan kesehatan, logistik dan supply chain, bahkan proses penerbitan sertifikasi halal untuk meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas, dan hal ini sudah diimplementasikan di Malaysia.”
Head of Ecosystem Haqq Network, Hassan Mohammed, menyampaikan optimismenya: “Ke depannya, Web3 akan tertanam dalam setiap aspek kehidupan, menghadirkan keterbukaan informasi yang dapat diakses semua orang. Inilah saat yang tepat untuk mempelajari dasar dan use case-nya, lalu mengadopsi teknologi ini dengan bijak dan bertanggung jawab sesuai prinsip syariah.”
Potensi tokenisasi aset riil diangkat oleh Founder dan CEO Al Mabrook Financial, Fahad Siddiqui. “Kami mendesain tokenisasi aset halal seperti properti, emas, dan sukuk menjadi token berbasis aset yang mewakili kepemilikan terverifikasi. Ini membuka peluang kepemilikan fraksional, memperluas akses investasi, dan sejalan dengan prinsip pemerataan kesejahteraan,” jelasnya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penyampaian materi keempat pembicara internasional tersebut disambut dengan antusias oleh peserta yang hadir dan aktif berdiskusi.
Ke depannya, workshop internasional ini akan menjadi program tahunan AFSI bersama mitra perguruan tingginya.
Melalui kegiatan ini, AFSI berharap kolaborasi lintas negara dan lintas sektor ini dapat menjadi langkah strategis untuk memperluas literasi, memperkuat ekosistem, dan melahirkan talenta unggul yang siap menghadapi era Web3 dan perkembangan teknologi global, khususnya dalam kerangka keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan. [Din]