PERTOLONGAN pertama pada saat seseorang terkena serangan stroke dengan cara tusuk jari dengan jarum disebut tidak berdasar dan bahkan membahayakan pasien.
Pada 22 Februari 2018, Antaranews.com menjelaskan pesan berantai itu mengandung informasi yang salah.
Baca Juga: Ini Akibat Jari atau Benda Tajam Masuk ke Alat Vital
Pertolongan Tusuk Jari saat Terserang Stroke Tidak Berdasar
Dokter spesialis Jantung rumah sakit Harapan Kita, Dicky Armein Hanafy mengatakan metode itu tidak tepat dan cara itu tidak berguna sama sekali.
“Ada risiko infeksi, apalagi kalau jarumnya tidak steril atau bersih,” kata dr. Dicky.
Daripada memberikan pertolongan pertama di rumah, dokter menyarankan untuk segera melarikan penderita ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan.
Sementara itu, dilansir dari emc.id, Senin (31/5/2021), serangan stroke bisa terjadi secara tiba-tiba akibat dari gangguan aliran darah karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak sehingga menyebabkan gangguan fungsi otak, baik sebagian atau menyeluruh. Penyakit ini berbahaya jika tak ditangani dengan segera.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui penanganan pertama yang harus dilakukan jika orang terdekat kita terkena serangan stroke.
Jika seseorang terkena stroke, kondisinya akan sangat bergantung pada waktu. Semakin banyak waktu yang terbuang, semakin banyak pula risiko kerusakan otak yang dialami.
Meskipun penderita stroke rata-rata berusia di atas 65 tahun, generasi muda berusia 20-60 tahun hingga anak-anak juga bisa saja terkena penyakit ini.
Penting untuk diingat, meski gejala stroke yang dialami penderita masih terhitung ringan, tetap saja tidak boleh diabaikan.
Ketika keluarga atau orang terdekat Anda mengalami gejala stroke, segera cari pertolongan medis dan jangan biarkan diri Anda ikut panik.
Saat menunggu pertolongan medis, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menolong penderita stroke agar tidak mengalami keadaan yang lebih parah.
Jangan Pindahkan Penderita
Jika Anda melihat seseorang terkena serangan stroke, jangan ubah posisinya dari tempat semula. Mengubah posisinya hanya akan memperbesar kemungkinan pecahnya pembuluh darah halus di otak penderita.
Cukup bantu ia untuk berbaring telentang supaya tidak terjatuh ke lantai.
Usahakan Pasien Berada dalam Posisi Nyaman
Sandarkan tubuh penderita stroke dalam posisi yang senyaman mungkin agar tidak terjadi gangguan peredaran darah.
Usahakan penderita stroke tersebut berada dalam posisi yang memungkinkannya untuk terus bernapas dengan lancar.
Berikan Minum Agar Tidak Dehidrasi
Cegah pasien dari dehidrasi dengan memberikannya segelas air putih. Jika sulit, Anda bisa memberikan minum dengan menggunakan sendok. Jika pasien mengalami dehidrasi, pasokan oksigen menuju saraf jaringan otak akan terhambat. Ketika hal tersebut terlanjur terjadi, akan bertambah besar pula risiko kondisi pasien menjadi semakin buruk seiring berjalannya waktu.
Ungkapkan Kata-kata yang Menenangkan
Sembari menunggu pertolongan medis datang, cobalah untuk membuat penderita lebih rileks dengan mengungkapkan kata-kata yang menenangkan. Ungkapkan bahwa penderita dapat melalui semua ini dan pertolongan akan segera datang. Oleh karena itu, Anda pun tidak boleh panik agar tidak membuat penderita semakin panik.
Baca Juga: Terapi ‘Tusuk Jarum’ Makin Diminati di Luar Cina
Hindari Mitos Tusuk Jari Penderita dengan Jarum
Hindari menusuk-nusuk jari pasien dengan jarum karena stroke tidak bisa sembuh dengan cara ini. Respons nyeri akibat jari ditusuk justru bisa membuat tekanan darah pasien mendadak tinggi dan memperburuk kondisi stroke. Cara ini juga berisiko tinggi karena jarum bisa jadi tidak steril.
Untuk kasus stroke, akan lebih baik jika Anda memanggil ambulans karena bantuan medis yang cepat oleh paramedis selama perjalanan akan membantu mengurangi risiko gangguan otak yang lebih buruk.
Perlu diketahui bahwa dalam rentang waktu dari serangan tiba-tiba hingga diberikan tindakan di rumah sakit, tidak boleh berjalan lebih dari 4,5 jam. Periode ini disebut sebagai golden period untuk menyelamatkan pasien dari kelumpuhan total setelah serangan stroke mendadak. Jika lebih dari 4,5 jam maka kelumpuhan dan kerusakan otak akibat stroke tidak dapat dikembalikan.
Jangan lupa untuk terus memantau respons penderita dengan saksama dari waktu ke waktu untuk melihat apakah ada penurunan kondisi penderita. Hal ini penting dilakukan agar Anda bisa melaporkan kondisi pasien dengan lebih tepat kepada petugas medis.
Agar kita dan keluarga terjauh dari serangan stroke, penting bagi kita untuk menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Stroke bisa dicegah dengan cara sederhana seperti mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan hidup yang buruk seperti merokok. Mulai aktivitas sehat seperti rutin berolahraga untuk menjaga agar berat badan tetap proporsional dan raih kualitas hidup yang lebih baik.[ind]