• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 31 Januari, 2023
No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Healthy

Pendekatan Gizi Spesifik untuk Turunkan Angka Stunting di Indonesia

Januari 2, 2023
in Healthy
Pendekatan gizi spesifik (Ilustrasi timbangan)

Foto: Pixabay/TeroVesalainen

68
SHARES
524
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melakukan pendekatan gizi spesifik dengan tujuan menurunkan angka stunting di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan pemerintah mentargetkan kasus stunting turun hingga 14% di tahun 2024.

Baca Juga: Bayam Sumber Makanan Bergizi Tinggi untuk Si Kecil

Pendekatan Gizi Spesifik Guna Turunkan Angka Stunting di Indonesia

”Pendekatan gizi spesifik ini akan mendampingi pendekatan gizi sensitif. Pendekatan gizi spesifik ini berkaitan dengan evaluasi dan pendekatan masalah gizi pada sasaran intervensi yang diberikan kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan, bayi, anak, remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan ibu melahirkan,” ujar Prof. Dante di acara Forum Nasional Stunting 2022 di Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Dengan pendekatan spesifik ini diharapkan bahwa penurunan stunting bisa terjadi. Pendekatan spesifik dilakukan untuk melihat faktor risiko kemungkinan stunting di kemudian hari dan dilakukan intervensi di sektor kesehatan.

Sementara itu, intervensi sensitif dilakukan melalui berbagai kerjasama lintas sektor dan menyasar pada kelompok umum.

Penguatan intervensi spesifik dalam percepatan stunting yang akan kita kejar menjadi 14% pada tahun 2024. Strategi percepatan stunting menjadi agenda yang kuat dalam melakukan percepatan intervensi spesifik.

”Kita punya waktu hanya 2 tahun lagi sebelum akhirnya kita mencapai target stunting menjadi 14% di 2024,” ucap Prof. Dante.

Kemenkes telah memetakan ada 12 provinsi prioritas stunting yang telah mencapai penurunan yang signifikan. Namun, ada 7 provinsi yang masih tinggi proyeksi stuntingnya dan ini membutuhkan estimasi jumlah kasus stunting per provinsi yang lebih spesifik dan lebih real datanya.

Intervensi spesifik stunting yang diperlukan dilakukan sebelum dan setelah kelahiran. Sebelum kelahiran sekitar 23% anak yang baru lahir yang kondisinya sudah stunted akibat ibu hamil sejak masa remaja kurang gizi dan anemia.

Dan setelah lahir angka stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan sebesar 1,8 kali menjadi 37% dikarenakan kurangnya asupan protein serta pola pengasuhan makanan (parenting) yang tidak tepat.

”Jadi masalah ibu menjadi masalah yang juga penting untuk menurunkan angka stunting,” ucap Prof. Dante.

Intervensi spesifik tersebut meliputi intervensi yang dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir. Intervensi spesifik sebelum lahir dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil dan setelah lahir itu meliputi Balita, Baduta baik yang mempunyai gizi buruk maupun yang tidak mempunyai gizi buruk.

Ada 11 program Intervensi spesifik , sebelum lahir meliputi remaja putri konsumsi tablet tambah darah, Skrining anemia pada siswa kelas 7 dan 10, Pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak 6 kali (2 kali dengan dokter termasuk pemeriksaan USG) Ibu Hamil mengonsumsi tablet tambah darah selama kehamilannya dan ibu hamil KEK mendapat tambahan asupan gizi protein hewani.

Anemia/kekurangan darah masih menjadi masalah remaja putri saat ini di Indonesia. Tablet tambah darah yang diminum setiap minggu oleh remaja putri ini menjadi salah satu pendekatan spesifik yang harus dilakukan pada sekolah-sekolah.

Intervensi setelah lahir dilakukan dengan kegiatan : ASI Eksklusif minimal 6 bulan, pemberian MPASI kaya protein hewani pada usia 6-23 bulan, Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya melalui kegiatan Posyandu ataupun penimbangan lainnya setiap bulan, tatalaksana balita dengan masalah gizi kurang/gagal tumbuh, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi.

Melalui kegitan penimbangan, pengukuran panjang badan dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan, dapat mendeteksi adanya weight faltering ataupun masalah gizi yang terjadi sehingga bisa dilakukan intervensi lebih awal dan dirujuk untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi yang berkepanjangan, stunting dan munculnya gizi buruk. [Cms]

Sumber: Kemkes.go.id

 

Tags: Pendekatan gizi spesifik
Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC Open New Enrollment JISC JIBBS JIGSC
Previous Post

Sekelompok Muslimah Jadi Tuan Rumah Pasar Natal Pertama di Aston

Next Post

Macam Kenikmatan Surga

Next Post
Macam kenikmatan surga

Macam Kenikmatan Surga

Ciri-Ciri Laki-Laki yang Siap Menikahimu

Ciri-Ciri Laki-Laki yang Siap Menikahimu

Belajar dari Kisah Shalahuddin Al-Ayyubi

Belajar dari Kisah Shalahuddin Al-Ayyubi

FOKUS+

TERPOPULER

  • shakila premium

    Kenalan sama Bahan Shakila Premium yang Lagi Naik Daun Yuk!

    24999 shares
    Share 10000 Tweet 6250
  • 5 Pro dan Kontra Media Sosial

    2206 shares
    Share 882 Tweet 552
  • Lirik dan Terjemahan Lagu Rahmatun Lil’Alameen – Maher Zain, Viral di TikTok

    579 shares
    Share 232 Tweet 145
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    7453 shares
    Share 2981 Tweet 1863
  • 12 Adab dalam Majelis Al-Qur’an

    2104 shares
    Share 842 Tweet 526
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    492 shares
    Share 197 Tweet 123
  • Cara Beristighfar untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

    1057 shares
    Share 423 Tweet 264
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    1198 shares
    Share 479 Tweet 300
  • Keutamaan Bulan Rajab

    158 shares
    Share 63 Tweet 40
  • Metode Pembelajaran untuk Anak Ber-IQ Rendah

    424 shares
    Share 170 Tweet 106
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • CAREERS

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Sekolah
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga