ChanelMuslim.com – MENARI adalah singkatan dari Meraba Nadi Sendiri. Teknik ini dilakukan untuk mendeteksi dini atrial fibrilasi, gangguan irama jantung (aritmia) yang sering terjadi karena disebabkan oleh kondisi denyut jantung tidak beraturan dan sering kali cepat.
Baca Juga: Diet Keto Ternyata Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Kanker
Cara Melakukan Pemeriksaan MENARI
Dilansir laman primayahospital.com, Dokter Umum dari Primaya Hospital Tangerang, dr. Edwin Sukmadja, ia mengatakan bahwa teknik tersebut dapat mendeteksi gangguan irama jantung sebesar 32,7%.
Pemeriksaan MENARI sebaiknya dilakukan setiap pagi, terutama pada orang dengan usia lebih dari 60 tahun.
Cara melakukan pemeriksaannya adalah dengan mengangkat tangan kiri sejajar dengan dada.
Kemudian, raba dengan tiga jari tangan kanan sampai menemukan denyut nadi. Setelah menemukan denyut nadi, rasakan dan hitung denyut nadi selama satu menit.
Normalnya, dalam satu menit jumlah denyut nadi yang bisa kita rasakan adalah 60-100 kali. Apabila denyut nadi yang kita rasakan lebih dari 100 kali per menit atau kurang dari 60 kali per menit dalam keadaan istirahat, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Tidak hanya jumlah denyut, tetapi keteraturan denyut nadi perlu dicermati. Bila denyut nadi kita tidak teratur, misalnya kadang terasa cepat, kadang terasa lambat atau bahkan terasa berhenti sesaat, maka segeralah periksakan diri ke dokter.
Denyut nadi yang terlalu cepat (lebih dari 100 kali per menit) dan tidak teratur bisa jadi merupakan tanda dari gangguan atrial fibrilasi.
Baca Juga: Penyebab Henti Jantung Mendadak saat Berolahraga
Alasan Pentingnya Mendeteksi Sedini Mungkin
Atrial fibrilasi dapat menjadi sangat berbahaya bila tidak ditangani dengan tepat. Apabila terjadi gerakan jantung yang tidak teratur akan menimbulkan gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di jantung dan otak.
Dokter Edwin juga menyatakan bahwa penyumbatan pembuluh darah di jantung ini bisa berisiko menimbulkan penyakit jantung koroner, sedangkan penyumbatan pembuluh darah di otak akan mengakibatkan strok.
Orang dengan gangguan atrial fibrilasi memiliki risiko 5 kali lipat terkena strok dan 3 kali lipat terkena gagal jantung dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gangguan pada atrial fibrilasi.
Inilah alasan mengapa mendeteksi sedini mungkin menjadi sangat penting.
Sampai saat ini, belum diketahui secara jelas apa penyebab atrial fibrilasi, tetapi ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap atrial fibrilasi.
Contohnya adalah usia tua (>65 tahun), obesitas, hipertensi, diabetes mellitus, konsumsi alkohol berlebihan, riwayat strok, kelainan kelenjar tiroid, dan riwayat atrial fibrilasi di keluarga.
Sahabat Muslim, mari menjaga kesehatan jantung kita dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Selain itu, jangan lupa mengonsumsi makan-makanan yang bergizi, berolahraga, dan menghindari stres. [Cms]