SETIAP perlu belajar mengelola pikiran negatif dan pikiran positif yang akan selalu datang dalam tiap aktivitas kehidupannya. Pikiran negatif berkaitan dengan hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak disukai, di samping itu pikiran positif berkaitan dengan hal-hal yang diinginkan dan disukai.
Kedua pikiran ini bisa berjalan secara bersamaan di otak seseorang. Saat ia memikirkan bahwa dirinya khawatir tentang kemungkinan buruk yang terjadi pada aktivitasnya, maka ia sebaiknya tidak cepat-cepat untuk menghilangkan pikiran itu.
Menurut dr. Aisah Dahlan, pikiran negatif perlu dilepas secara perlahan dengan mulai mencari upaya-upaya pencegahan terhadap terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak disukainya.
Baca Juga: Perhatikan Ucapan, Pikiran, Perasaan dan Tindakanmu
Mengelola Pikiran Negatif dan Pikiran Positif yang Dapat Berjalan Bersamaan
“Kita tidak boleh menghilangkan pikiran negatif secara cepat. Perlu ada sinyal, ada peringatan pada pikiran negatif kita,” ucap dr. Aisah.
Selanjutnya setelah usaha telah dicapai, ia bisa melepas pikiran negatif itu dengan tenang salah satunya dengan cara menarik dan membuang napas secara perlahan.
Bersamaan dengan proses di atas, seseorang bisa menghadirkan pikiran positifnya dengan meyakini bahwa aktivitas yang akan dijalani dapat berjalan dengan lancar sesuai yang dia inginkan dan harapkan.
“Kalau ada pikiran negatif maka langsung deteksi dan segera antisipasi. Setelah diantisipasi barulah pikiran negatif ini di-release,” lanjut dr. Aisah.
Dalam struktur otak, manusia memiliki sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur dan mengelola emosi manusia. Di dalam sistem tersebut tersimpan seluruh level emosi mulai dari emosi negatif yang paling rendah hingga emosi positif yang paling tinggi.
Emosi-emosi yang ada pada sistem limbik tidak akan pernah bisa dihilangkan, hanya bisa dikontrol intensitasnya.
[Ln]