GANGGUAN kecemasan dapat terjadi pada setiap tahap kehidupan, tetapi biasanya dimulai pada usia paruh baya. Wanita lebih cenderung memiliki gangguan kecemasan daripada pria, menurut National Institute of Mental Health (NIMH).
Kecemasan adalah bagian normal dari kehidupan. Misalnya, saat hendak tampil di hadapan orang banyak atau dalam wawancara kerja.
Dilansir dari Healthlibe, dalam jangka pendek, kecemasan meningkatkan pernapasan dan detak jantung, memusatkan aliran darah ke otak. Respons yang sangat fisik ini mempersiapkan seseorang untuk menghadapi situasi yang intens.
Baca Juga: Mengurangi Kecemasan Anak Selama Masa Sulit
6 Jenis Gangguan Kecemasan yang Sering Dialami oleh Wanita
Namun, jika terlalu intens, ia mungkin mulai merasa pusing dan mual. Kecemasan yang berlebihan atau terus-menerus dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Pengalaman hidup yang penuh tekanan juga dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan. Gejala dapat terasa dengan cepat atau bertahun-tahun kemudian.
Berikut ini beberapa gangguan kecemasan yang sering terjadi, terutama pada wanita:
Generalized anxiety disorder (GAD)
GAD atau gangguan kecemasan umum ditandai dengan kecemasan berlebihan tanpa alasan logis. GAD didiagnosis ketika kekhawatiran ekstrem tentang berbagai hal berlangsung enam bulan atau lebih.
Jika seseorang memiliki kasus ringan, ia mungkin masih dapat beraktivitas normal. Namun sebaliknya untuk kasus yang lebih parah mungkin berdampak besar pada kehidupan sehari-hari.
Social anxiety disorder
Social anxiety disorder atau gangguan kecemasan sosial ini melibatkan ketakutan pada situasi sosial, karena khawatir dihakimi atau dipermalukan oleh orang lain.
Fobia sosial yang parah ini dapat membuat seseorang merasa malu dan kesepian.
Post-traumatic stress disorder (PTSD)
PTSD atau gangguan stres pascatrauma berkembang setelah menyaksikan atau mengalami sesuatu yang traumatis.
Gejala dapat langsung dirasakan atau tertunda selama bertahun-tahun. Penyebab umum yang sering terjadi seperti perang, bencana alam, atau serangan fisik.
Episode PTSD dapat dipicu tanpa peringatan.
Obsessive-compulsive disorder (OCD)
Orang dengan OCD atau gangguan obsesif-kompulsif adalah bentuk masalah kesehatan mental yang membuat pengidapnya mempunyai pemikiran dan dorongan yang tidak bisa dikontrol yang sifatnya berulang (obsesi) serta munculnya perilaku (paksaan) kompulsif.
Contoh perilaku kompulsif misalnya mencuci tangan hingga berulang kali setelah melakukan kontak langsung terhadap sesuatu yang menurutnya tidak bersih atau menghitung, atau memeriksa sesuatu berulang kali.
Phobias
Ini termasuk takut pada ruang sempit (klaustrofobia), takut ketinggian (akrofobia), dan banyak lainnya.
Seorang dengan fobia akan memiliki dorongan kuat untuk menghindari objek atau situasi yang ditakuti.
Panic disorder
Hal ini menyebabkan panik yang berlebihan, perasaan cemas secara spontan, merasakan teror, atau malapetaka yang akan datang.
Gejala fisik meliputi jantung berdebar-debar, nyeri dada, dan sesak napas.
Serangan ini dapat terjadi kapan saja. Seseorang juga dapat memiliki jenis lain dari gangguan kecemasan sebelumnya bersama dengan panic disorder ini.
Itulah beberapa gangguan kecemasan yang patut dikhawatirkan. Jika kamu mengalaminya segera konsultasikan kepada psikolog kepercayaan.
Jangan malu atau ragu untuk memeriksakan kondisi mentalmu. Sebagaimana kesehatan fisik, kesehatan mental juga amat penting untuk menjalani hari-hari.
Terus berdo’a dan istiqomah bermunajat kepada Allah untuk dimudahkan dalam mengontrol kecemasan yang sedang kamu alami. [Ln]