KETUA TP PKK Kabupaten Batang, Faelasufa M. Faiz Kurniawan, menjadi keynote speaker dalam acara Tingkatkan Literasi dan Tambah Pendapatan Keluarga yang digelar di Ruang Audio Visual Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Batang, Rabu (3/9).
Dalam paparannya, Faelasufa mengungkapkan bahwa menulis bukan sekadar hobi, tetapi juga dapat menjadi keterampilan yang mendatangkan manfaat besar, baik secara mental maupun finansial.
“Nulis itu seperti meditasi, membuat pikiran kita terbuka. Menulis juga bisa menyembuhkan, writing is healing,” ujarnya di hadapan 50 peserta yang hadir.
Baca juga: Membaca dan Menulis Dengan Nurani Dapat Memperbaiki Akhlak Manusia
Dari Honor Rp150 Ribu hingga Royalti Puluhan Juta
Faelasufa bercerita perjalanan awalnya menulis dimulai ketika masih duduk di bangku SMP. Tulisan pertamanya yang berjudul Feng Yuan berhasil dimuat di buletin Yunior Harian Suara Merdeka Minggu. Setelah itu, tulisan lainnya serta cerita bersambung juga dimuat di Harian Suara Merdeka edisi Minggu dengan honor Rp150 ribu – Rp 500 ribu untuk cerita bersambung pada tahun 2005-2006. Hampir setiap minggu cerita bersambungnya dimuat media.
Tak berhenti di situ, saat kelas 3 SMA ia menulis sebuah novel dan memberanikan diri mengirimkannya ke Gramedia. Tanpa diduga, novel tersebut diterbitkan, dan ketika ia kuliah di Hubungan Internasional UGM, royalti yang diterima pada 2010 mencapai Rp10 juta untuk cetakan pertama.
“Dari hal yang awalnya iseng, ternyata bisa membuahkan hasil. Itu membuktikan bahwa skill menulis bisa mendatangkan cuan,” ungkapnya.
Kini, Faelasufa lebih banyak menulis nonfiksi, dari mulai op-ed di surat kabar hingga laporan-laporan (report) di dunia kerja. Ia menekankan bahwa keterampilan menulis sangat berguna hingga ke dunia kerja.
Faelasufa Ajak Warga Batang Tingkatkan Literasi
Menurutnya, kunci menulis adalah membaca.
“Input-nya menulis itu membaca. Kalau kita mau menulis, mulailah dengan rajin membaca. Saya selalu mengajarkan ke anak-anak, minimal seminggu baca satu buku,” ucapnya.
Faelasufa juga menyinggung fenomena maraknya hoaks akibat kebiasaan masyarakat yang hanya membaca judul berita tanpa mendalami isi. Karena itu, ia mengajak orangtua untuk berikhtiar agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang melek literasi.
Baca juga: Menulis Mampu Menghilangkan Kesedihan
Literasi untuk Kesejahteraan
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Batang, Suprapto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa literasi adalah kekuatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Ia menekankan pentingnya transformasi literasi berbasis inklusi sosial yang tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membuka peluang ekonomi.
“Tujuan pembangunan daerah adalah kemandirian, daya saing, dan kesejahteraan. Tidak mungkin bisa bersaing tanpa ilmu pengetahuan, keterampilan, dan penghasilan. Karena itu, kegiatan ini sangat penting untuk menggerakkan literasi sekaligus peluang usaha,” kata Suprapto.
Acara ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni Eka Wahyu Ramelan (KarRa), Co-Editor GoodNovel yang berbagi tentang menulis novel/cerpen sebagai peluang sampingan ibu rumah tangga, serta Lutfi Hanafi (Onyeng), jurnalis Jawa Pos Metro Pekalongan yang membawakan materi shoot on smartphone untuk menghasilkan cuan. Diskusi dipandu oleh Pimpinan Redaksi Jawa Pos Metro Pekalongan, Ida Nor Layla.[ind]