MEMBACA dan menulis nurani merupakan dua aktifitas intelektual yang tak hanya mengasah kemampuan berpikir, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk memperbaiki akhlak manusia.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan ini, membaca dan menulis dengan nurani yakni dengan kesadaran penuh akan nilai-nilai moral dan etika menjadi semakin penting.
Melalui pendekatan ini, kedua aktifitas tersebut mampu membentuk karakter yang lebih baik, memperdalam pemahaman terhadap kehidupan, dan pada akhirnya memperbaiki akhlak individu serta masyarakat.
“Bacalah tulisan Allah, tulislah tulisan Allah, tetapi tulislah dengan nurani, tulislah yang ada dalam dirimu, apa yang kamu miliki, apa yang kamu ketahui, tulislah, tapi dengan nurani,” ujar K.H. Hasan Abdullah Sahal selaku Tokoh Perbukuan Islam 2024 dalam sambutan Opening Ceremony Islamic Book Fair 2024 pada Rabu (14/8/2024), di JCC Senayan, Jakarta.
Baca juga: Islamic Book Fair 2024 Selalu Berkontribusi Sebagai Penggiat Literasi
Membaca dan Menulis Dengan Nurani Dapat Memperbaiki Akhlak Manusia
Islamic Book Fair (IBF) 2024 kembali digelar dengan semangat yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, meneguhkan posisinya sebagai salah satu ajang literasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia.
Mengusung tema Membangun Optimisme Umat Melalui Literasi Islami, pameran ini tidak hanya menjadi wadah bagi para penerbit dan penulis, tetapi juga sebagai motor penggerak utama dalam upaya meningkatkan literasi Islami di tengah masyarakat. IBF 2024 diselenggarakan pada 14 sampai 18 agustus 2024 di JCC Senayan, Jakarta.
Membaca bukan sekadar menyerap informasi, tetapi juga proses mendalam yang melibatkan pemikiran kritis dan refleksi batin.
Ketika seseorang membaca dengan nurani, ia tidak hanya memahami teks secara harfiah, tetapi juga merenungkan makna yang lebih dalam, memeriksa pesan moral yang terkandung, dan mempertanyakan bagaimana pengetahuan tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak literatur, terutama dalam tradisi Islam, mendorong pembaca untuk merenungkan makna ayat-ayat Al-Qur’an atau hadis, sehingga pembacaan tidak hanya menjadi aktifitas intelektual tetapi juga spiritual.
Menulis dengan nurani berarti menuangkan gagasan, pengalaman, dan pengetahuan ke dalam tulisan dengan memperhatikan dampak moral dan etika dari kata-kata yang digunakan.
Penulis yang menulis dengan nurani sadar bahwa tulisannya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain.
Oleh karena itu, mereka berusaha untuk memastikan bahwa setiap kata yang ditulis membawa pesan kebaikan, keadilan, dan kebenaran.
“Nuranimu, gerakan potensimu. Potensi jangan di sia-siakan nanti akan berubah nikmat Allah,” ujarnya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pada akhirnya, membaca dan menulis dengan nurani merupakan upaya untuk terus memperbaiki diri dan dunia di sekitar kita.
Dengan melibatkan nurani dalam proses membaca dan menulis, kita dapat memastikan bahwa aktifitas intelektual ini tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga memperbaiki akhlak dan membentuk karakter yang lebih baik.
“Manusia tanpa nurani, bukan manusia. Akhlak yang rusak, kita perbaiki dengan membaca,” lanjutnya sebagai penutup. [Din]