ChanelMuslim.com- Ada yang menarik dari Kanada. Pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Justin Trudeau menegaskan bahwa Islamophobia tidak ada tempat di Kanada.
Publik dunia lagi-lagi dibuat geger dengan fenomena baru dunia terhadap dunia Islam. Setelah Amerika yang akan menggulirkan undang-undang anti Islamophobia, kini Kanada menyatakan lebih tegas lagi.
Menurut PM Justin melalui akun twitter resminya bahwa Islamophobia tidak dapat diterima. Harus disudahi. Kita harus menyudahi segala bentuk kebencian dan harus bisa memberikan rasa aman untuk umat Islam di sini.
Kalimat hebat ini tidak diucapkan oleh pemimpin negara yang umat Islamnya mayoritas. Justru, umat Islam di negara berpenduduk sekitar 40 juta jiwa ini sangat minoritas.
Namun karena ia memahami apa itu keakraban dan keutuhan sebuah bangsa, segala potensi yang menjurus perpecahan ia hilangkan. Meskipun terhadap yang minoritas.
Kanada merupakan negara yang demokratis terbaik di dunia. Perolehan ekonominya pun luar biasa. Dari segi pendapatan per kapita, negara ini tergolong sebagai sepuluh besar di dunia.
Silahkan bercermin dengan kita di sini. Ekonominya tidak bagus-bagus amat. Utangnya sudah ribuan trilyun rupiah. Keragaman warga bangsanya sangat banyak, dan sangat rawan terjadi perpecahan.
Namun, negeri ini seperti berjalan di arus yang berbeda dengan yang terjadi di dunia. Ketika dunia maju sudah meninggalkan segala bentuk diskriminasi termasuk Islamophobia, negeri ini seperti tak habis-habis dengan headline Islamophobia.
Jumlah umat Islam di Indonesia tidak seperti di Amerika atau Kanada. Hampir sembilan puluh persen dari hampir 300 juta penduduknya adalah umat Islam.
Bayangkan posisi strategis umat Islam di negeri ini dari sudut pandang persatuan dan keakraban sesama anak bangsa. Kalau Amerika dan Kanada begitu berhitung dengan warga muslim meski minoritas, kenapa di sini seperti justru sebaliknya.
Perumpamaannya, kalau membuat yang kecil marah saja sangat beresiko. Apalagi terhadap yang sangat besar.
Sudahi hegemoni stigma terhadap umat Islam. Problem bangsa ini jelas tentang ketidakadilan. Jangan ditutupi dengan propaganda lain seperti isu radikalisme.
Dunia terus berlomba dengan waktu. Mereka terus berbenah di era yang penuh ketidakpastian ini. Jangan melangkah sebaliknya: membuang-buang energi untuk saling mencurigai sesama anak negeri.
Bercerminlah dengan kedewasaan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Bercerminlah untuk tidak lagi terkungkung dalam tempurung sempit bernama Islamophobia. [Mh]