ChanelMuslim.com – Visi Jakarta Timur seperti halnya kota besar lainnya di dunia mempunyai mimpi menjadi kota yang mandiri dan sejahtera.
Dalam seminar Dewan Kota bertajuk Optimalisasi Peran Serta Masyarakat dalam Membangun Jakarta Timur yang Mandiri dan Sejahtera itu, Sabtu (29/1/2022), sejumlah tokoh mengemukakan gagasannya tentang Jakarta Timur.
Tak kurang dari 1.000 orang menghadiri kegiatan tersebut yang terdiri dari Camat, Lurah, RT, RW, LMK, FKDM, Dasa Wisma, Karang Taruna, PKK, dan Jumantik.
Acara yang dilakukan secara hybrid itu dibuka oleh Walikota Jakarta Timur, M. Anwar, S.Si, M.AP.
Menjadi narasumber dalam acara ini adalah Anggota F-PKS DPR RI Anis Byarwati, Anggota F-PAN DPR RI Eko Hendro Purnomo, Anggota DPD RI Sylviana Murni, Ketua Penasihat Dewan Kota DKI Jakarta Andi Anzhar, Wakit Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik, dan Anggota DPRD DKI Jakarta H. Muhayar dan Karyatin Subiantoro.
Menyampaikan paparannya, Anis mengatakan bahwa dari judul yang diberikan, ia memberikan perhatian pada kata mandiri dan sejahtera.
Dalam konstitusi Indonesia, kemandirian sebuah daerah dituangkan dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Walaupun DKI bukan desa, namun indikator kemandirian desa dapat dipakai sebagai ukuran.
Ia menjelaskan bahwa terdapat 4 aspek yang harus terpenuhi dalam pembangunan untuk menjadi Jakarta Timur yang mandiri.
Keempat aspek tersebut adalah kebutuhan dasar, pelayanan dasar, lingkungan, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
“Dalam konteks desa, ketika ingin mandiri maka desa mandiri adalah desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar yang mencukupi, infrastruktur yang memadai, aksesibilitas/transportasi yang tidak sulit, pelayanan umum yang bagus, serta penyelenggaraan pemerintahan yang sudah sangat baik. Jadi desa mandiri itu punya beberapa indikator tersebut,” ulas Anis.
“Desa mandiri juga adalah desa yang memiliki Indeks Pembangunan Desa (IPD) lebih dari 75. Kalau Jakarta Timur ingin mandiri dan sejahtera, maka mandirinya dahulu dipenuhi. Indikator-indikator ini perlu kita penuhi,” tambah Anis.
Baca Juga: Kolaborasi Legislatif dan Eksekutif Perlu Ditingkatkan untuk Jakarta Timur Lebih Baik
Visi Jakarta Timur Ingin Jadi Kota Mandiri dan Sejahtera
Kemudian tentang sejahtera, Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini juga menjelaskan bahwa sejahtera memiliki indikator sendiri.
Indikator kesejahteraan menurut Sunarti (2012) adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan social, material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat.
“Jadi kesejahteraan ukurannya tidak hanya pada pencapaian ekonomi, tetapi lebih utuh dilihat lahir dan batin, jasmani dan rohani, diri, rumah tangga serta masyarakat. Kita melihat indikator ini harus terus diupayakan untuk Jakarta Timur,” kata Anis.
Lebih lanjut, wakil ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini memaparkan data-data terkait dengan Jakarta Timur.
Pada tahun 2020, data menunjukkan populasi penduduk Jakarta Timur berjumlah 3 juta orang. Sebanyak 70,01% dari jumlah penduduk merupakan penduduk dengan usia produktif yaitu usia 15-54 tahun.
Penduduk tidak produktif yaitu di bawah 15 tahun dan di atas 54 tahun berjumlah 29,99%.
“Angka ini menunjukkan bahwa Jakarta Timur memiliki aset sumber daya manusia yang muda, produktif dan harusnya bisa membuat pembangunan berjalan lebih cepat. Di negara-negara lain, hal seperti ini disebut bonus demografi yaitu ketika satu daerah memiliki penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibanding usia non produktif,” jelas Anis.
Kemudian, politisi senior PKS ini melanjutkan penduduk Jakarta Timur yang berusia 10 tahun ke atas dengan status kawin sebanyak 59,51%.
Dengan kata lain, separuh lebih penduduk di Jakarta Timur sudah menikah.
Dari sisi status Pendidikan yang meliputi kemampuan membaca menulis dan keikutsertaan di sekolah/literasi, sebanyak 99,69% penduduk usia 15 tahun ke atas sudah mampu membaca dan menulis huruf latin.
Adapun terkait angka partisipasi sekolah, 99,74% untuk usia 7-12 tahun, 99,43% untuk usia 13-15 tahun, 77,04% untuk usia 16-18 tahun.
Baca Juga: UMKM di Jakarta Timur Dapat Bantuan Modal dari Anggota Dewan
Kelemahan Kota
Dan yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah Jakarta Timur, sebanyak 22,83% usia 7-24 tahun belum pernah mengenyam bangku sekolah.
“Ternyata di Jakarta Timur masih ada kurang dari ¼ penduduknya yang belum pernah sekolah,” kata Anis.
Demikian juga dengan kepemilikan rumah dan fasilitasnya, kondisi ekonomi dan dan yang lainnya, masih membutuhkan banyak peningkatan.
Dalam paparan penutupnya, Anis menekankan pada empat basis yang harus diupayakan oleh Jakarta Timur untuk menjadi mandiri dan sejahtera.
Keempat basis itu adalah basis sosial yaitu masyarakat dengan berbagai lapisan dan segmentasinya. Lapisan grassroot, lapisan menengah maupun lapisan atas.
Kedua, Basis operasional yaitu tokoh masyarakat, aktivis masyarakat, tokoh agama, karang taruna, PKK, Dasawisma dan lain-lain.
Ketiga, Basis Konsepsi yaitu akademisi, ilmuwan, cendikiawan dan ulama dan keempat, Basis kebijakan dan keputusan yaitu legislatif dan eksekutif.
“Semua elemen yang ada di Jakarta Timur harus bersatu padu. Harus bekerja sama untuk bisa memperbaiki yang belum baik dan mempertahankan serta meningkatkan untuk menjadi lebih baik,” tegas Anis.
“Keempat basis ini harus berkolaborasi. Jika Jakarta Kota Kolaborasi maka Jakarta Timur juga bisa menjadi kota kolaborasi. Basis sosialnya, basis operasionalnya, basis konsepsinya dan basis kebijakan dan keputusannya dilakukan dengan kolaborasi untuk mewujudkan Jakarta Timur yang mandiri dan sejahtera,” tutupnya.