Kebutuhan untuk memperkuat dialog dengan umat Islam telah dilakuan oleh Vatikan sebagai cara untuk membangun kekuatan melawan aksi terorisme yang mengaku sebagai Muslim.
Siaran pers Vatikan pada hari Rabu lalu mengatakan, “Kami ingin melanjutkan berdialog, bahkan ketika Anda mengalami penganiayaan, hal itu bisa menjadi tanda harapan.”
“Ini bukan berarti bahwa Kristen ingin memaksakan visi mereka tentang orang atau sejarah, tetapi mereka ingin mengusulkan hal perbedaan, kebebasan berpikir dan agama, perlindungan martabat manusia dan cinta kebenaran.”
“Kita harus memiliki keberanian untuk meninjau kualitas hidup dalam keluarga, agama dan sejarah yang diajarkan, isi khotbah di tempat ibadah,” kata Vatikan. “Keluarga dan pendidikan adalah kunci yang akan membuat dunia berdasarkan pada penghormatan timbal balik dan persaudaraan,” vatikan menambahkan.
Menjawab pertanyaan apakah dialog antaragama dengan komunitas Muslim harus terus dilakukan, vatikan lewan Dewan Kepausan mengatakan:
“Jawabannya adalah ya, lebih dari sebelumnya,” kata Dewan dalam Surat pernyataan bertanggal 22 April.
Dewan mengutip pernyataan Paus Franciscus dan Paus Benediktus XVI yang mengatakan bahwa penggunaan agama untuk membenarkan tindak kekerasan harus dihukum.
“Mengatakan bahwa agama sering dikaitkan dengan kekerasan hari ini, maka Dewan mengungkapkan bahwa orang-orang beriman harus sebaliknya menunjukkan bahwa “agama dipanggil untuk menjadi pembawa damai dan bukan kekerasan,” tandas Dewan Kepausan vatikan.[af/onislam]