Seorang wanita Muslim menggugat Ohio county Jail yang memaksanya untuk berpartisipasi dalam pelayanan Kristen saat menjalani hukuman di penjara. Dan ini merupakan gugatan kedua yang dilakukan oleh Muslim terhadap county untuk alasan yang sama.
“Layanan tersebut adalah jelas dan tegas berkarakter Kristen,” ujar Sonya Abderrazzaq, mengatakan dalam gugatannya, seperti dilansir Cleveland.com pada hari Selasa, 21 April lalu.
“Pengkhotbah membaca dari Alkitab, termasuk Perjanjian Baru, memimpin narapidana dengan himne agama dengan penekanan dan karakter Kristen, memberitakan Yesus Kristus, dan menyembah Yesus Kristus sebagai Anak Tuhan.”
Menurut wanita berusia 26-tahun itu, seorang petugas penjara mengatakan bahwa menghadiri layanan keagamaan Kristen merupakan hal yang wajib.
Selain itu, wanita Muslim itu diberitahu bahwa dia akan dihukum ke penjara yang lebih berat jika tidak menghadiri pelayanan Kristen.
Abderrazzaq mengklaim bahwa ia menghadapi diskriminasi ketika menjalani hukuman enam bulan nya pada tahun 2014 karena mengemudi dalam keadaan mabuk di Parma Municipal Court.
Meminta kompensasi $ 100.000, gugatannya menyebutkan tiga terdakwa termasuk Sheriff Clifford Pinkney.
“Kami menganggap serius hak Amandemen Pertama orang untuk menjalankan kegiatan keagamaan sesuai Amandemen Pertama yang merupakan pilihan mereka, atau tidak sama sekali,” kata Raymond Vasvari Jr, pengacara Abderrazzaq.
Abderrazzaq bukanlah wanita Muslim pertama yang dipaksa untuk menghadiri layanan Kristen.
Pada bulan Desember, seorang wanita Muslim lain mengajukan gugatan yang sama terhadap Cuyahoga County Jail.
Namun, tuduhan itu ditolak oleh Frank Bova, mantan sheriff dan kepala keamanan masyarakat.
“Kami mengakomodasi setiap iman di sana, dan tidak ada yang dipaksa untuk pergi ke layanan,” klaim Bova.
“Ini semua sukarela.”
Di sisi lain, pengacara Abderrazzaq berargumen bahwa orang lain dipaksa untuk menghadiri ibadah Kristen juga.[af/onislam]