Chanel muslim – Aksi unjuk rasa ribuan massa yang menamakan diri Majelis Silaturahim Kota Bekasi yang menolak pendirian gereja Santa Clara yang berlokasi di jalan Kaliabang Harapan Baru, Jumat (24/3/2017) berujung bentrokan antara massa dengan aparat kepolisian.
Massa yang mendesak masuk sempat dihalangi petugas, sejurus kemudian diduga lemparan batu dari pengunjuk rasa dibalas dengan tembakan gas air mata dari aparat kepolisian.
Berdasarkan pemantauan di lapangan, ada empat orang terluka diakibatkan lemparan batu dari dalam gereja.
Sebelumnya, penghentian pembangunan sementara sudah dilakukan pada tahun 2015. Hal ini terjadi pasca aksi massa dan tercapainya kesepakatan di Kantor Walikota pada tanggal 10 Agustus 2015. Namun, pada thun 2017 pembangunan gereja kembali dilanjutkan atas izin Walikota.
Terjadi demo kali ini juga dikarenakan pembangunan rumah ibadat umat kristiani ini berdekatan dengan dua Pondok Pesantren besar yakni, At-taqwa dan An-nur.
“Pepen (Rahmat Effendi) sudah berkhianat kepada umat islam, ia juga berkhianat kepada pejuang kita KH Noer Ali,” ujar sang orator yang terus menyuarakan penolakan Gereja Santa Clara.
Orator yang berbicara dalam pengeras suara tersebut juga menyebut Walikota Bekasi bagian dari lingkaran Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Pepen saat ini sudah seperti PKI, dia sudah tidak pantas lagi memimpin Kota Bekasi saat ini. Dan apabila dia mencalonkan kembali sebagai kepala daerah, kita harus kompak agar menyerukan menolak Pepen sebagai wali Kota Bekasi berikutnya,” teriak dia.
Hingga berita ini diturunkan, aksi demontrasi yang mengatasnamakan Majelis Silaturahmi Umat Islam sudah membubarkan diri karena janji Kapolres Metro Bekasi yang akan menghentikan pembangunan sementara.
“Kami menarik diri, mundur setelah kapoleres berjanji akan menghentikan sementara pembangunan,” kata Ahmad syahidin salah seorang pendemo setelah dihubungi lewat pesan singkat. (Mh/Ilham)