TRUMP dikabarkan menjalani pemeriksaan kejiwaan oleh tim dokter kepresidenan. Ia dianggap kerap mengalami halusinasi tentang Amerika dan negara-negara mitranya.
Pasca heboh Tarif Trump yang mengguncang pasar dagang dunia, ada pemandangan memalukan yang dialami Amerika. Trump tiba-tiba melunak terhadap Cina.
Padahal, dengan sesumbarnya, Trump mengancam-ancam semua negara mitra dagangnya, termasuk Cina. Ia semakin ‘senewen’ ketika Cina di luar dugaan balik membalas ancaman Trump.
Saling balas tarif pun tak terhindarkan seolah dua anak kecil yang saling melempar batu tanpa jelas sebabnya. Dan bocah yang pertama kali melempar tiba-tiba menangis karena kalah kuat.
Permalukan Amerika
Inilah pemandangan yang lain dari biasanya di wajah Amerika melalui Trump. Sosok Amerika yang dikenal berwibawa tiba-tiba menggelikan, ceroboh, kampungan, dan kekanak-kanakan.
Manuver Tarif Trump tak ubahnya kian memperjelas wajah Amerika yang sebenarnya. Inilah negara preman yang tak layak menjadi pemimpin di pergaulan dunia yang beradab.
Kebijakan ugal-ugalan itu sama saja memberangus semua organisasi dagang dunia yang sudah terjalin dan tertata lama. Ada WTO, OPD, dan lainnya.
Jika dinilai ada kecurangan atau ketidakadilan, masing-masing negara yang menjadi korban bisa menggugat melalui jalur hukum yang jelas. Dan pengadilan pun akhirnya memutuskan pihak mana yang benar dan mana yang salah.
Inilah mekanisme perdagangan yang beradab antar bangsa di dunia. Masing-masing saling berlomba meningkatkan mutu dan pelayanan.
Tiba-tiba muncul Tarif Trump yang mengubah semuanya. Seolah-olah, dunia sepenuhnya berada di bawah kendali Amerika.
Padahal, selama ini Amerika bukan negara produsen. Amerika hanya bermain dalam manipulasi sistem keuangan global.
Memang ada ponsel merek Amerika. Tapi, ponsel itu tidak dibuat di negeri Amerika. Memang, ada mobil produk Amerika. Tapi lagi-lagi, tidak dibuat di dalam negerinya. Dan lain-lainnya lagi.
Bukan hanya ponsel dan mobil. Hasil olahan makanan dan minuman seperti kopi, buah, fashion, dan lainnya; hanya mereknya saja Amerika. Tapi pabrik pembuatan dan produsennya ada di negara lain.
Ponsel dibuat di Cina. Begitu pun dengan mobil. Kopi berasal dari Brazil. Masih banyak produk lain yang juga dibuat di luar Amerika. Dan yang paling banyak menyerap kebanyakan produk merek Amerika adalah asli dibuat di Cina.
Lalu, bagaimana mungkin negara yang begitu rapuh soal produksi ini begitu arogan dengan tarif masuk. Itu sama saja dengan mencekik dirinya sendiri.
Belum lagi bencana inflasi di dalam negeri Amerika. Hal ini karena hampir seratus persen produk yang ada di Amerika merupakan impor dari luar negeri. Kalau tarif masuk dinaikkan berlipat-lipat, begitu pula yang terjadi dengan harga jualnya.
Memelas Minta Damai
Belum genap dua pekan ‘gebrakan’ Tarif Trump, tiba-tiba negara Paman Gober merengek-rengek minta damai. Trump mengharapkan agar Cina mau meninjau ulang balasan tarif yang ia keluarkan sendiri.
Dunia pun tertawa dengan pamandangan ini. Terungkaplah bahwa Trump dan Amerika tak ubahnya seperti preman yang hanya main gertak. Berlagak hebat, padahal tak punya apa-apa.
Tentu momen ini akan menjadi ‘mainan’ mengasyikkan buat Cina dan sejumlah negara lain. Cina meminta Trump untuk menghapus semua kenaikan tarifnya. Itu sama saja dengan menjilat ludahnya sendiri.
Entah seperti apa hasil pemeriksaan dokter kejiwaan kepresidenan. Apakah penyakitnya sudah membaik, atau bisa kumat suatu saat.
“Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang prima. Menunjukkan fungsi jantung, paru, saraf, dan fisik umum yang kuat,” ungkap dokter kepresidenan, Reuters (Senin, 14/4). [Mh]