TANAH longsor di tempat pembuangan sampah di ibu kota Uganda, Kampala, telah menewaskan sedikitnya 18 orang, pihak berwenang melaporkan sementara mereka terus mencari korban selamat.
Dikutip dari Aljazeera.com, polisi mengumumkan jumlah korban tewas pada hari Minggu (11/8/2024), dua hari setelah hujan deras menghancurkan tumpukan besar sampah di Kiteezi, satu-satunya tempat pembuangan sampah di kota itu. Longsor mengubur orang, ternak, dan rumah saat penduduk sedang tidur.
Baca juga: 23 Orang Meninggal Setelah Tanah Longsor di Pulau Sulawesi
Tanah Longsor di IbuKota Uganda Menewaskan Sedikitnya 18 Orang
Pihak berwenang melaporkan delapan kematian terkonfirmasi pada hari Sabtu (10/8/2024), tetapi jumlah korban telah meningkat sementara tim penyelamat menggali untuk mencari korban selamat. Pihak berwenang mengatakan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 18.
Operasi penyelamatan masih berlangsung hingga yakin tidak ada yang terjebak. Empat belas orang telah diselamatkan serta beberapa hewan, tambahnya, sambil memperingatkan bahwa lebih banyak orang mungkin masih terjebak.
Sekitar 1.000 orang telah mengungsi akibat insiden tersebut, dan saat ini sedang bekerja sama dengan lembaga pemerintah lainnya dan pemimpin masyarakat untuk melihat bagaimana cara membantu masyarakat yang terkena dampak.
Palang Merah Uganda mengatakan tenda-tenda telah didirikan di dekat lokasi untuk mereka yang mengungsi akibat tanah longsor.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kiteezi telah menjadi satu-satunya tempat pembuangan sampah di Kampala selama beberapa dekade, yang telah mengubahnya menjadi bukit raksasa. Warga sering mengeluh tentang limbah berbahaya yang mencemari lingkungan dan menimbulkan bahaya.
Kejadian serupa telah terjadi di seluruh Afrika sub-Sahara akibat tumpukan sampah yang dikelola dengan buruk.
Pada tahun 2017, sedikitnya 115 orang tewas di Ethiopia, tertimpa tanah longsor di tempat pembuangan sampah di Addis Ababa. Di Mozambik, sedikitnya 17 orang tewas dalam bencana serupa di Maputo pada tahun 2018. [Din]