TANAH longsor di Pulau Sulawesi menewaskan 23 orang dan jumlah diperkirakan akan bertambah. Petugas penyelamat Indonesia telah menggali tumpukkan lumpur dan puing-puing untuk mencari orang hilang.
Dikutip dari Aljazeera.com, Ratusan pekerja penyelamat dikerahkan, serta sebuah helikopter ke daerah yang terletak lebih dari 2.000 km (1.200 mil) di Timur Ibu Kota, Jakarta.
Tambang tanpa izin merupakan hal yang umum di Kepulauan Asia Tenggara yang kaya akan mineral, di mana lokasi yang terbengkalai menarik penduduk setempat yang mencari sisa bijih emas tanpa peralatan keselamatan yang memadai.
Baca juga: Banjir Bandang dan Tanah Longsor Melanda Nepal, Menyebabkan Ribuan Orang Terkena Dampaknya
23 Orang Meninggal Setelah Tanah Longsor di Pulau Sulawesi
Seperempat lebih dari 8.600 tambang tanpa izin adalah tambang emas. Tanah longsor melanda sebuah desa terpencil di kabupaten Bone Bolango, provinsi Gorontalo pada hari Minggu (7/7/2024) menyusul hujan lebat yang melanda para penambang dan penduduk sekitar.
Lebih dari 270 orang, termasuk polisi dan tentara telah dikerahkan sebagai bagian dari operasi pencarian dan penyelamatan selama dua hari terakhir.
Pihak berwenang mengirimkan tim penyelamat dengan peralatan berat dalam operasi yang terhambat oleh hujan lebat, tanah yang tidak stabil, dan medan hutan yang terjal.
Hujan yang mengguyur wilayah pegunungan tersebut telah memicu tanah longsor dan jebolnya tanggul sehingga mengakibatkan banjir hingga ke atap rumah di lima desa di Bone Bolango.
Hampir 300 rumah terkena dampak, dan lebih dari 1.000 orang mengungsi demi keselamatan. Pihak berwenang mengatakan 79 penambang sedang menggali emas di tambang tersebut.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Indonesia sering mengalami tanah longsor, dan risikonya sering meningkat akibat penggundulan hutan dan operasi penambangan ilegal skala kecil di distrik-distrik terpencil yang sulit diatur oleh pihak berwenang.
Longsor, banjir, dan runtuhnya terowongan hanyalah beberapa bahaya yang dihadapi para penambang. Sebagian besar pemrosesan bijih emas melibatkan penggunaan merkuri dan sianida yang sangat beracun.
Kecelakaan pertambangan besar terakhir di negara ini terjadi pada April 2022, ketika tanah longsor menghancurkan tambang emas ilegal di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, yang menewaskan 12 wanita.
Pada bulan Mei, setidaknya 15 orang tewas setelah tanah longsor dan banjir di provinsi Sulawesi Selatan menyapu puluhan rumah dan merusak jalan. [Din]