ChanelMuslim.com – Polemik debat calon presiden dengan bahasa Inggris menjadi inspirasi bagi Jakarta Islamic School (JISc) untuk menyelenggarakan acara dengan menggunakan dialek asing tersebut.
Dengan mengundang berbagai sekolah SMP dan SMA di Jakarta untuk berkompetisi dalam debat presiden berbahasa inggris.
Temanya unik dan serius, dari mengenai masalah hak azasi manusia, korupsi, pendidikan, masalah kekerasan seksual, hingga orang gila menjadi pemilih di pilpres 2019.
Hadiahnya bisa membuat semangat siswa-siswi yaitu berlibur ke Australia. Jarang-jarang ya lomba debat, selain dapat piala juga pergi ke negeri kangguru.
Alasan mengadakan lomba ini menurut Principal JISc, Fifi Jubilea karena sedang hangatnya debat presiden diperbincangkan di media sosial.
Kedua, kata Fifi, JISc mempunyai program untuk menjadikan siswa-siswinya menjadi future leader.
"Dengan lomba debat ini mereka diharapkan dapat berpikir secara cerdas dan menangani masalah Indonesia ketika menjadi presiden,"kata perempuan yang biasa dipanggil Mam Fifi, Sabtu (16/2/2019) di JISc Kodam.
Mam Fifi sebagai penggagas acara debat ini hanya ingin anak anak kita dipersiapkan untuk ketika mejadi pemimpin sudah biasa berfikir sejak masih muda , karena mereka adalalah calon pemimpin bangsa
Ditambah lagi, kata Mam Fifi, lombanya menggunakan bahasa Inggris sebagai dialek dunia.
Salah satu peserta Acha, kelas dua SMP dari JISc yang ikut lomba debat sangat mengapresiasi acara ini.
Acha sampai melakukan penelitian mengenai berbagai tema yang akan ditanyakan saat debat presiden.
"Alhamdulillah, mudah menjawab. Sebelumnya, aku sudah melakukan research mengenai berbagai tema yang akan ditanyakan,"kata siswi berjilbab putih ini.
Ia bahkan mencari informasi melalui google, membaca berita yang sedang hangat dan beberapa buku mengenai tema yang akan diperdebatkan.
Padahal seusia chacha, tema debat yang diadakan JISc sangatlah sulit. Perlu berpikir cerdas dan mengetahui berbagai masalah sosial. Namun, Acha tidak terlihat canggung ketika berbicara mengenai tema yang diangkat di dalam debat.
Menurut Teacher Wina, panitia JISc, siswa-siswi memang harus dipersiapkan sejak sekarang mengenai masalah sosial yang ada.
"Apalagi di JISc yang mempunyai tujuan menjadikan lulusannya pemimpin. Ini sudah dipersiapkan oleh kami di sekolah. Mereka sudah belajar debat, berpendapat baik masalah sosial dan politik di sekolah, tentu saja denga berbahasa inggris,"katanya.
Ia berharap dengan terselenggaranya acara ini, para siswa-siswi tidak sekedar alay, selfie dan hanya menulis di status sosial.
"Tetapi mereka sudah berpikir dan memberikan solusi ke depan untuk Indonesia. Dan dengan menggunakan bahasa Inggris, maka pemimpin Indonseia siap untuk menjawab pertanyaan bahkan dari luar megeri sekalipun,"pungkasnya. (Ilham)