Oleh: Nurul Hidayati (Sekjen AILA Indonesia)
ChanelMuslim.com-Sering kita dihenyakkan oleh berita-berita kejahatan seksual yg menimpa anak-anak di sekitar kita. Bahkan ternyata, masjid sebagai tempat ibadah pun telah dijadikan tempat oleh para predator seksual untuk melancarkan aksi mereka.
Apakah kita sudah cukup mengantisipasi berbagai ancaman kejahatan itu?
Cerita ini disampaikan keponakan lelaki saya yang berusia 10 tahun yang sedang berlibur di rumah kami. Anak sholih yang setiap waktu sholat 5 kali dalam sehari menunaikannya di masjid.
Namun, beberapa hari terakhir ia membawa kisah yg mengkhawatirkan kami. Ia menceritakan beberapa hari yang lalu ada laki-laki dewasa yang selalu memperhatikan gerak-geriknya. Rasa amannya terusik dengan perilaku yang tidak biasa.
Keesokan harinya ia bercerita ada orang dewasa yang mulai mengikutinya sampai ke tempat berwudhu dan ia memberanikan diri memelototi pria dewasa itu serta pergi menghindar. Namun perasaannya mengatakan ada ancaman keamanan yang dia rasakan. Dan ia selalu menceritakan kepada kami semua di rumah tentang yang ia alami di masjid. Malam ini, sepulang sholat Isya, ia menceritakan kejadian yang membuat kami, ibu dan bude serta kakak-kakak perempuannya menahan kemarahan.
Keponakan saya bercerita ketika ia sedang sholat lelaki dewasa di sebelahnya meraba-raba dan memijat-mijat bagian atas pahanya. Keponakan saya hanya bisa mendorong tangan orang yang sedang sholat di sebelahnya. Selesai sholat, keponakan saya langsung berlari pulang dan menceritakan semua yang dialaminya.
Syukur Alhamdulillah keponakan saya mau bercerita sehingga kami berfikir keras untuk mencerna apa yang sedang terjadi dan mencari solusi pencegahan. Boleh jadi ada sekelompok laki-laki dewasa yang berencana melakukan kejahatan seksual jika memperhatikan modus mereka. Dan mereka memanfaatkan masjid untuk melakukan rencana kejahatan mereka. Boleh jadi, mereka melihat masjid adalah tempat yang dianggap aman.. Dan biasanya orang sering lalai mengantisipasi terjadinya kejahatan di tempat-tempat yang dianggap aman. Inilah analisa sementara kami.
Mencegah jauh akan lebih bermanfaat dibanding membiarkan ada kejadian yang tidak diinginkan menimpa.
Dari kejadian tersebut, ada beberapa saran:
1. Untuk Ortu
– Bekali anak agar mereka memahami kondisi maraknya kejahatan seksual akhir-akhir ini. Ajarkan mereka mengenali dan mampu menolak serta melawan terhadap oknum yang mencoba melakukan pelecehan atau kejahatan terhadap mereka yang biasanya diawali dengan mengiming-imingi hadiah atau mengancam.
– Ajarkan mereka bentuk sentuhan yang tidak patut dilakukan orang lain terhadap kehormatan diri mereka dan ajarkan agar mereka berani menolak dan melawan.
– Ciptakan komunikasi yang baik agar anak tak sungkan menceritakan beraneka kejadian yang mereka alami.
– Ciptakan bonding/ikatan cinta yang kuat dengan anak dan pastikan anak tahu bahwa orang tua mencintai dan selalu berharap kebaikan bagi mereka. Hal ini akan membuat anak memiliki kekuatan dan ketahanan jiwa. Tidak mudah terkena bujuk rayu agen-agen pedofilia yang selalu mengintai anak-anak di sekitarnya.
– Panjatkan munajat kepada Alloh agar anak-anak kita dan generasi muda kita terhindar dari kejahatan predator seksual dan semua jenis kejahatan dan kezholiman.
2. Bagi pengurus Masjid
– Buatlah mekanisme agar masjid menjadi area bebas dari kejahatan seksual.
– Buatkan tim yang memantau keamanan di masjid dan sekitarnya.
– Hati-hati dengan modus penculikan dengan hipnotis.
– Hendaknya ada petugas keamanan di pintu masjid.
– Amatilah orang-orang yang mencurigakan.
– Berikan peringatan kepada jamaah yang hadir untuk sama-sama melindungi anak-anak dari ancaman predator seksual.
Semoga Alloh melindungi anak-anak serta sanak famili karib kerabat dan handai taulan.
(ind)