oleh: Tutut Indah Arviyeti, S.S. (Ibu Rumah Tangga)
ChanelMuslim.com – Beberapa waktu lalu, Pak Presiden melakukan aksi lempar-lempar sembako dari mobil di kota Bogor bersama para ajudan dan stafnya. Alih-alih mendapatkan pujian, tindakan ini menuai banyak kritikan dari netizen sebab mengundang kerumunan massa di jalan di saat PSBB telah diberlakukan.
Netizen menyesalkan aksi tersebut dan mengatakan, aksi bagi-bagi sembako di jalan malah memancing masyarakat untuk keluar rumah dan nongkrong kumpul-kumpul, tentu ini melanggar peraturan yang telah diteken sendiri oleh presiden.
Mungkin, karena mendapat tanggapan kurang bagus, beberapa hari kemudian, Pak Jokowi melakukan aksi yang lebih heroik, seperti Robin Hood, bagi- bagi langsung sembako di perkampungan padat warga. Beberapa kalangan menanggapi positif dan memuji langkah Pak Presiden sampai dikatakan sebagai sikap mengikuti Sunnah, bahkan disamakan dengan Khalifah Umar bin Khatab.
Di sisi lain, beberapa pihak menyayangkan tindakan tersebut, karena presiden seharusnya bisa melakukan koordinasi dengan baik bersama Kepala Daerah setempat dan para RT/RW. Karena toh untuk mendapatkan bantuan sembako, para ketua RT sudah meminta warganya mengumpulkan KK, namun di lapangan, praktik pendistribusian sembako tidak terealisasi dengan baik, beberapa Ketua RT mengeluhkan hal ini. Lalu tiba-tiba presiden muncul bagai Robin Hood melakukan bagi-bagi sembako dengan aksi blusukan yang memang identik dengan figur pak Jokowi yang dikenal merakyat.
Sebagian juga berpendapat, presiden tidak perlu melakukan itu sendiri karena sudah ada pendelegasian tugas secara terstruktur, dan menganggap ini sebagai “PENCITRAAN” yang juga identik dengan sosok pak Jokowi sejak karier beliau melejit dari Gubernur DKI dua tahun lalu lompat menjadi Presiden RI.
Dari semua tanggapan positif dan negatif, yang paling penting adalah, rakyat pada prinsipnya tidak butuh Robin Hood yang tiba-tiba muncul di malam hari, dan setelah itu selesai.
Rakyat butuh lapangan kerja untuk mendapatkan uang dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Ketika ribuan atau bahkan jutaan rakyat Indonesia mengalami nasib PHK, atau tiba-tiba pedagang kecil sampai ojol minus omset order, kemudian mereka harus menahan lapar karena tak punya uang untuk makan sampai terusir dari kontrakan rumahnya dan harus menggelandang di jalan, akibat wabah Covid19 yang menghantam dunia, Pemerintah Indonesia masih bisa menerima ratusan TKA China. Yang terbaru 500-anTKA asal China dilaporkan akan masuk Sulawesi Tenggara, dan sudah mengalami penolakan warga setempat, kemudian terbaru dilaporkan beberapa TKA China masuk ke Ternate hendak ke Jakarta.
Bagaimana bisa?
Rakyat sendiri butuh kerja dan makan, hanya diberikan aksi ala Robin Hood, sementara TKA asing dari China masih diterima dengan tangan terbuka? Bukankah ini menyakitkan hati…?
Dan di saat negara-negara Barat meminta pertanggungjawaban China atas virus Covid karena tak terbuka mengungkapkan kasusnya, Indonesia masih open house pada TKA dari negeri tempat munculnya wabah pembawa masalah itu.
Aksi Robin Hood bukan solusi di dunia nyata. Aksi seperti ini tidak memberikan jawaban. Dalam keadaan diberlakukan PSBB yang sudah tepat, pemimpin harus memberikan contoh sikap konsisten TAAT HUKUM, selain itu, ia juga harus mampu memberikan jaminan sosial jangka panjang, at least, pos-pos pekerjaan yang bisa diisi TK Indonesia tidak diberikan kepada TKA impor China, sudah sebegitu low skill kah TK lokal?
Ujian wabah Covid ini harus dihadapi dengan kerja, kerja, kerja dengan menepis penciptaan imej merakyat. Sikap merakyat baik namun harus disertai dengan langkah nyata yang benar-benar memikirkan rakyat bukan hanya kamuflase.
Rakyat butuh solusi real bukan solusi ala Robin Hood. Dan Robin Hood harus move-on.[ind]