ChanelMuslim.com- Suatu hari, seorang ulama besar Pakistan, Syaikh Maulana Tariq Jamil menyampaikan pengalaman dakwahnya ketika berkunjung ke sebuah daerah di perbatasan Jordania-Israel. Ketika rombongan Syaikh Maulana Tariq Jamil selesai menunaikan salat subuh, tiba-tiba seorang tentara Israel melihat-lihat ke arah dalam masjid, lalu berlalu pergi.
Syaikh Maulana Tariq Jamil menghampiri tentara Israel itu dan bertanya apa yang dia lakukan tadi. “Saya hanya ingin melihat berapa jumlah orang Islam yang hadir salat Subuh di masjid,” kata tentara Israel itu.
Syaikh Maulana Tariq Jamil sambil keheranan bertanya “Mengapa?” Si tentara Israel pun menjawab, “Di dalam kitab kami (Kitab Taurat) ada tertulis ‘Jika di seluruh dunia jumlah orang Islam yang hadir untuk salat Subuh berjamaah di masjid sama banyak dengan jumlah salat Jumat, maka saat itu Israel akan hancur.
“Tapi ketika tadi saya lihat di masjid, jumlah orang Islam yang datang untuk salat Subuh berjamaah masih sedikit, maka hati saya tenang, karena umat Islam pasti tidak bisa mengalahkan kami.” Mendengar pembicaraan ini Syaikh Maulana Tariq Jamil sangat keheranan.
Salat Subuh dan Revolusi Mental Umat
Kalau diibaratkan hidup ini sebuah pertarungan: antara kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kejahatan, keadilan dan keculasan, hamba Allah dan musuh Allah, dan sebagainya; maka mental adalah modal utama kemenangan itu.
Hal ini mungkin di antara hikmah yang Allah sampaikan melalui firmanNya dalam surah Ar-Ra’d ayat 11.
????? ???????????? ????? ?????? ???????? ?????? ????????? ?????????????? ???? ?????? ??????? ? ????? ??????? ?? ????????? ??? ???????? ??????? ???????????? ??? ????????????? ? ???????? ??????? ??????? ???????? ??????? ???? ??????? ????? ? ????? ????? ???? ???????? ??? ?????
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Ayat ini mengajarkan umat Islam bahwa perubahan yang Allah anugerahkan kepada sebuah kaum diawali dari perubahan anfus atau jiwa mereka. Dan mental merupakan salah satu isi dari jiwa tersebut.
Kenyataannya, salat Subuh berjamaah sangat tidak disukai oleh orang yang memiliki mental sebagai berikut:
1. Malas bangun pagi, karena saat waktu Subuh merupakan saat yang paling mengasyikkan untuk memanjakan tubuh dalam suasana tidur yang tanggung.
Orang seperti ini lebih memilih memanjakan fisiknya daripada jiwanya yang butuh kesegaran ruhani di saat salat Subuh. Jika hal ini berlangsung lama, bayangkan seperti apa beku dan gelapnya jiwa seperti itu. Padahal, di jiwa itulah ada semangat, keberanian, kekuatan, dan sebagainya.
2. Egois dan pelit untuk bersilaturahim dengan sesama muslim.
Orang seperti ini lebih mementingkan kenikmatan dirinya daripada kerinduan untuk bersilaturahim dan saling berbagi rasa semangat terhadap sesama muslim di masjid. Padahal awal pagi, merupakan waktu yang penting untuk mengetahui keadaan orang lain setelah berganti hari dalam satu malam.
Jika hal ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu lama, apa mungkin bisa tertarik untuk berkorban demi umat, berkorban untuk kebaikan agama dan bangsa.
3. Penakut, baik terhadap setan jin maupun manusia.
Di bandingkan Isya, suasana waktu Subuh jauh lebih sepi dan gelap. Karena orang umumnya lebih malas untuk tidur daripada semangat untuk bangun dari tidur. Bahkan sampai tengah malam pun, terutama di kota besar, suasana masih seperti sore. Dan sebaliknya di saat Subuh.
Orang yang penakut, sebenarnya adalah orang yang berani kepada Allah swt. Sebuah pelajaran mengatakan, siapa yang hanya takut kepada Allah, maka Allah akan cabut dari hatinya ketakutan terhadap yang lain. Sebaliknya, siapa yang tidak takut kepada Allah, maka akan Allah tumbuhkan dalam hatinya berbagai ketakutan terhadap yang lain.
4. Lemah dan sakit-sakitan.
Begitu banyak rahasia kebaikan tubuh dalam menunaikan salat Subuh berjamaah. Mulai dari bangun lebih awal, mandi dan kebersihan, berjalan pagi menuju masjid, dan “berolah raga” dalam gerak salat berjamaah.
Orang yang bodoh dalam memahami ini, sebenarnya sedang memelihara penyakit fisik yang terus-menerus. Tubuhnya menjadi rentan karena tidak mengawali pagi dengan gerak fisik, udara pagi yang sehat pun terbuang sia-sia.
Ketika seperti ini kebiasaan hidup dalam waktu lama: mendadak bangun pagi, mandi sekadarnya, sarapan tidak sempat, dan langsung berangkat beraktivitas dengan kendaraan pribadi (tinggal duduk), bayangkan kerentanan fisik seperti apa yang sedang ia tunggu.
5. Orang yang buruk sangka dengan nasib.
Awal pagi adalah awal harapan datangnya limpahan rezeki, karena Allah swt. membagi-bagikan rezeki pada pagi hari. Orang yang buruk sangka dengan nasibnya hari itu, selalu enggan menyambut datangnya hari melalui bangun pagi.
Bayangkan jika hal ini berlangsung terus-menerus dalam kurun waktu yang sangat lama, seperti apa kesuksesan hidupnya. Orang seperti ini sebenarnya sudah “mati” sebelum benar-benar mati. (mh/foto: arah.com)