ChanelMuslim.com – Sebagai hasil dari upaya Kementerian Kesehatan Turki untuk mempromosikan menyusui, durasi perawatan di negara itu meningkat menjadi 17 bulan.
Menurut data yang dihimpun Anadolu Agency, Kementerian Kesehatan menemukan 96,5% anak yang lahir di Turki mengonsumsi ASI.
Penelitian oleh kementerian mencatat bahwa gizi yang tidak memadai dan tidak seimbang berdampak negatif terhadap perkembangan fisik, sosial dan mental bayi dan anak-anak, dan juga perkembangan ekonomi dan budaya masyarakat.
Studi yang dilakukan pada ASI selama 30 tahun terakhir mengungkapkan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi yang unik. Untuk alasan ini, ini sekali lagi mendapatkan popularitas di kalangan ibu.
Sebagai hasil dari penelitian yang berhasil, jumlah bayi yang disusui secara eksklusif dengan ASI meningkat di Turki. Karena 96,5% dari semua anak yang lahir di Turki diberi ASI eksklusif, durasi rata-rata menyusui telah meningkat menjadi 17 bulan.
Setiap tahun pada 1-7 Agustus, Turki memperingati Pekan Menyusui Sedunia untuk mempromosikan kesadaran tentang menyusui anak. Dalam upaya mengedepankan pentingnya hal tersebut dan membangun kesadaran masyarakat di Turki, berbagai kegiatan dan pelatihan dilakukan selama seminggu.
Menurut UNICEF, angka kematian di antara anak-anak yang tidak disusui empat hingga enam kali lebih tinggi daripada mereka yang diberi ASI. Selain itu, WHO menyatakan bahwa jika tingkat wanita menyusui lebih tinggi, maka lebih dari 800.000 bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya.
Bayi harus diberi ASI saja – bahkan tanpa air – selama enam bulan pertama dan terus menyusu hingga usia minimal dua tahun dan seterusnya, bahkan jika mereka mulai mengonsumsi makanan padat setelah enam bulan.[ah/anadolu]