Chanelmuslim.com-Berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapatkan elektabilitas tertinggi. Anies-Sandi berada di angka 31,50 persen. Tak hanya itu, hasil survei juga menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.
Survei itu digelar Poltracking Indonesia pada 24-29 Januari lalu. Dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling, Poltracking melakukan survei terhadap 800 responden dengan margin error 3,46 persen.
Hasilnya menetapkan pasangan Anies-Sandi memiliki elektabilitas paling tinggi dengan 31,50 persen. Kemudian disusul pasangan Basuki-Djarot dengan 30,13 persen dan terakhir Agus-Sylvi dengan 25,75 persen.
“Serta ada 12,6 persen yang merahasiakan jawabannya,” ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha, Rabu (1/2) siang.
Hanta menyebut, pasangan Anies-Sandi memiliki tren elektabilitas yang terus naik. Tren elektabilitas Anies-Sandi mengalami kenaikan 2.87 persen yakni dari 28.63 persen (9-13 Januari) menjadi 31.50 persen (24 – 29 Januari). Sementara tren elektabilitas pasangan Basuki-Djarot juga mengalami kenaikan 1.25 persen, yakni dari 28.88 persen (9 – 13 Januari) menjadi 30.13 persen (24 – 29 Januari). Adapun elektabilitas pasangan Agus-Sylvi mengalami penurunan cukup signifikan 4.50 persen yakni dari 30.25 persen (9 – 13 Januari) menjadi 25.75 persen (24 – 29 Januari).
Terkait tingkat popularitas, di antara enam kandidat, nama Ahok (95.75 persen), Anies (93.25), dan Agus (92.75) adalah paling dikenal oleh publik. Tren popularitas keenam kandidat, baik calon gubernur maupun calon wakil gubernur mengalami kenaikan.
Adapun terkait akseptabilitas (tingkat kesukaan), di antara 6 kandidat, nama Anies (82.00 persen), Sandiaga (79.38 persen) dan Agus (77.38 persen) adalah yang paling disukai oleh publik. Justru, nama petahana Ahok (62.88 persen) mendapatkan tingkat kesukaannya paling rendah dibanding kandidat lainnya, padahal tingkat popularitasnya tertinggi.
Hanta memprediksi, jika dilihat dari tren elektabilitas (empat periode survei terakhir), maka kemungkinan besar Pilgub DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran, mengingat belum ada satupun pasangan calon yang berpotensi meraih dukungan melampaui 50 persen. (ind)