PROFESOR Alex de Waal, seorang ahli kelaparan terkemuka, menuding Israel telah menerapkan “kelaparan genosida” terhadap warga Palestina di Jalur Gaza melalui pengepungan yang terus berlangsung dan mematikan.
Sejak Israel memperketat blokade pada bulan Maret, setidaknya 101 warga Palestina (termasuk 80 anak-anak) dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan, menurut data dari Kementerian Kesehatan Palestina.
Pada hari Senin (21/7/2025) saja, 15 kematian karena kekurangan gizi tercatat.
Selain itu, lebih dari 1.000 warga Palestina meninggal saat berusaha mendapatkan bantuan dari titik distribusi yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza, sebuah badan kontroversial yang didirikan pada bulan Mei dan dijalankan oleh militer Israel bersama kontraktor keamanan asal Amerika Serikat.
Berbicara dalam acara live yang diselenggarakan Middle East Eye pada Selasa, De Waal mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak dapat secara resmi menyatakan bahwa kelaparan sedang terjadi di Gaza karena terbatasnya akses bagi organisasi kemanusiaan dan penyelidik.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Israel, katanya, secara efektif menghalangi upaya pemantauan yang diperlukan untuk mendokumentasikan skala krisis.
“Jika Anda sedang menciptakan kelaparan, cukup mudah menutup akses ke informasi penting lalu mengatakan tidak ada bukti bahwa kelaparan sedang terjadi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa menyembunyikan bencana kelaparan merupakan bagian dari strategi mereka yang menyebabkan krisis tersebut.
De Waal menilai bahwa krisis kelaparan yang kini melanda Gaza telah berlangsung dengan pola yang sepenuhnya dapat diperkirakan sebelumnya.
Pakar Sebut Israel Lakukan “Kelaparan Genosida” terhadap Warga Gaza
Sebagai direktur eksekutif World Peace Foundation yang berafiliasi dengan Fletcher School of Global Affairs, Tufts University, dan penulis buku Mass Starvation: The History and Future of Famine, De Waal menjelaskan bahwa orang dewasa yang sehat biasanya akan bertahan hidup tanpa makanan total selama 60 hingga 80 hari.
Namun, pada kondisi setengah kelaparan, kematian bisa memakan waktu lebih lama.
“Anak-anak meninggal jauh lebih cepat,” tambahnya.
“Tubuh mereka yang kecil cepat rusak. Interaksi antara kekurangan gizi dan infeksi memperburuk kondisi mereka.”
Baca juga: Lima Belas Warga Gaza Meninggal Akibat Kelaparan dalam 24 Jam Terakhir
Menurutnya, banyak anak mengalami diare atau penyakit akibat malnutrisi yang menyebabkan tubuh mereka tidak mampu mencerna makanan.
Hal ini menyebabkan dehidrasi dan mempercepat kematian mereka.
De Waal juga mencatat bahwa jumlah resmi korban kelaparan kemungkinan lebih rendah dari angka sebenarnya, karena banyak kematian yang dipicu oleh kombinasi malnutrisi dan penyakit tidak secara langsung dicatat sebagai kematian akibat kelaparan.
Ia menggambarkan bagaimana tubuh seseorang yang kelaparan akan mulai mengonsumsi cadangan lemak, lalu jaringan dan organ vital.
Secara psikologis, kelaparan parah juga bisa menyebabkan halusinasi dan gangguan mental seperti paranoia.[Sdz]