DARATAN paling utara di bumi adalah Svalbard. Siang dan malamnya tidak bergantian selama 12 jam. Melainkan, selama hampir lima bulan.
Svalbard merupakan daerah kepulauan di kutub utara: Arktik. Luasnya 61 ribu km per segi. Tapi, hanya sekitar 12 persen saja yang dihuni manusia.
Masuk Wilayah Norwegia Utara
Kalau berpelesiran ke Norwegia, baiknya mampir ke sebuah wilayah yang bernama Svalbard. Di wilayah ini dijamin selalu ada salju, meskipun di musim panas.
Jangan bayangkan musim panas di Svalbard begitu terik. Meski namanya musim panas, suhunya berkisar 0 sampai 7 derajat Celsius. Kok dingin amat, katanya musim panas.
Iya, kalau musim dingin, suhunya mencapai 20 hingga 30 derajat Celsius di bawah nol. Itulah kenapa meski 7 derajat sekali pun disebut musim panas. Tidak heran jika di musim panas pun, tetap ada salju. Meskipun tidak sampai tertutup salju seperti di musim dingin.
Sebenarnya, Svalbard diperebutkan 7 negara: Norwegia, Kanada, Iceland, Amerika, Rusia, Canada, dan Denmark. Tapi dari kesepakatan bersama, Norwegia menjadi yang berhak, dengan catatan.
Catatannya: wilayah ini bebas visa untuk seluruh negara. Jadi, warga negara mana pun yang ingin berkunjung ke Svalbard tak perlu dapat visa dari Norwegia. Dan, kunjungannya tanpa batas waktu.
Tidak heran jika sepertiga penduduk di wilayah berpenduduk 25 ribu orang ini, adalah para pendatang dari berbagai negara. Mereka datang untuk tujuan wisata, eksplorasi tambang, penelitian, dan lainnya.
Tidak Boleh Mati dan Melahirkan
Jumlah penduduk Svalbard lebih sedikit daripada jumlah populasi beruang kutub. Kalau jumlah penduduknya sekitar 25 ribu orang, jumlah beruang kutub yang tinggal di pulau-pulau Svalbard ada sekitar 30 ribu.
Kadang, ada juga beruang kutub yang tersasar dan masuk wilayah permukiman. Meski membahayakan, tapi beruang kutub sangat dilindungi di wilayah ini.
Selain itu, warga yang tinggal di wilayah dingin ini dilarang mati dan melahirkan. Kenapa?
Karena, sulit menguburkan orang yang mati. Tanah di wilayah ini tidak bisa mengurai jasad. Seperti berada di kulkas yang dingin, jasad akan utuh dalam waktu yang sangat lama.
Begitu pun dengan yang ingin melahirkan. Pemerintah di Svalbard memberikan waktu wanita hamil untuk ‘mengungsi’ ke wilayah lain, satu bulan sebelum melahirkan. Hal ini karena di sana tidak ada rumah sakit bersalin.
Tidak heran jika di wilayah yang menjadi pusat penyimpanan bibit tanaman dari seluruh dunia ini jarang ditemui bayi.
Malam dan Siang yang Lama
Jika kita ingin merasakan sensasi siang selama berbulan-bulan, atau malam selama berbulan-bulan; silakan berkunjung ke Svalbard.
Di wilayah radius beberapa kilometer dari kutub utara termasuk wilayah 7 negara tersebut di atas, siang dan malam berlangsung lain dari yang lain.
Selama musim panas yang berlangsung dari April hingga akhir Agustus, sepanjang hari selalu ada matahari. Mau yang nama siang atau malam, matahari selalu setia menemani.
Bagi yang suka bergadang, silakan memuaskan diri di wilayah ini. Karena meski tengah malam, suasana masih terasa sepeti siang hari.
Begitu pun ketika di musim dingin yang berlangsung dari bulan Oktober hingga Februari. Kebalikan dari musim panas, di musim dingin malam berlangsung sepanjang hari. Sudah dingin, gelap lagi!
Keadaan penduduk memang lebih tidak nyaman di musim dingin daripada di musim panas. Mereka berangkat kerja, anak-anak bersekolah; berangkat dalam keadaan gelap. Padahal, sudah pagi hari.
Tingkat stress pada musim dingin jauh lebih besar dari musim panas. Selain karena malam yang berlangsung berbulan-bulan, suhunya juga membuat orang begitu menderita dan tersiksa.
Jadi, kalau mau berpelesiran ke sini, usahakan tidak di musim dingin. Meski berada di musim panas, salju tetap ada di jalan-jalan.
Berapa sih ongkosnya ke Svalbard? Bisa dibilang, ongkos pesawat ke Svalbard lumayan mahal untuk ukuran umumnya orang Indonesia. Sekali jalan, ongkos paling murah sekitar 22 juta.
Lama perjalanannya juga ‘sangat’ memuaskan. Selama 1 hari plus 5 jam. Wajar kalau ongkos pesawatnya mahal.
Namun begitu, Svalbard merupakan wilayah yang penduduknya baik dan ramah. Mungkin karena mereka sudah terbiasa dengan orang asing dari berbagai negeri. [Mh]