Sebagian besar Muslim di Inggris mengeluhkan kebijakan luar negeri negara mereka. Dan sikap diskriminasi dan marjinalisasi pemerintah Inggris terhadap Muslim adalah faktor utama yang mendorong pemuda Muslim di negara itu melarikan diri dan bergabung dengan kelompok ISIS.
“Banyak anak muda meninggalkan Inggris untuk mengkritik pemerintah yang tidak memiliki kebijakan luar negeri yang aktif,” ujar Ahmed Versi, editor The Muslim News, mengatakan kepada Anadolu Agency pada hari Selasa lalu.
Perang yang sedang berlangsung di Suriah selama empat tahun terakhir, di mana ratusan ribu orang dibunuh oleh rezim Bashar Al-Assad adalah faktor lain.
Selain itu, keheningan pemerintah Inggris selama perang musim panas Israel di Gaza, yang menewaskan ratusan warga Palestina, menambah kekhawatiran Muslim dengan negara tempat mereka tinggal.
Versi mengatakan bahwa banyak pemuda Muslim kecewa dengan pemerintah Inggris yang hanya bisa diam jika terjadi pembunuhan terhadap Muslim dan tidak menunjukkan kepeduliannya.
Media juga telah membuat gambaran yang buruk tentang agama minoritas di Inggris dan ini menyebabkan banyak dari mereka yang meninggalkan Inggris untuk berhenti mempercayai laporan yang berkaitan dengan ISIS.
“Banyak anak muda telah kehilangan kepercayaan pada media,” jelas Versi.
“Bahkan pemerintah meragukan loyalitas Muslim, sehingga membuat mereka tidak merasa menjadi bagian dari masyarakat Inggris,” Versi menambahkan.
Inggris merupakan rumah bagi minoritas Muslim yang cukup besar hampir 2,7 juta jiwa.[af/onislam]