ChanelMuslim.com – Ratusan orang berkumpul di depan Gedung Putih pada Ahad kemarin (29/10/2017) untuk menggelar aksi protes terkait kekerasan yang tengah berlangsung terhadap minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
Organisasi HAM dan advokasi Muslim terbesar di Amerika Serikat, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA), Masyarakat Muslim Amerika (MAS), dan lainnya menyuarakan aksi protes tersebut di ibu kota AS, Washington DC.
Perwakilan kelompok masyarakat dari berbagai latar belakang itu meminta otoritas Myanmar untuk menghentikan pertumpahan darah dan mendesak pemerintahan Trump untuk bertindak lebih tegas dalam menangani konflik Rakhine, serta menggunakan pengaruhnya terhadap pemerintah Myanmar.
"Jika ini bukan genosida, lalu ini apa?" ujar Ossama Jamal, Sekretaris Jenderal Dewan Organisasi Islam Amerika (USCMO) merujuk pada definisi 'genosida' oleh PBB.
PBB mencatat adanya kejahatan kemanusiaan dalam operasi militer atas Rohingya, di antaranya pemerkosaan massal, pembunuhan, pemukulan brutal, hingga pengilangan paksa.
Presiden Pusat ADAMS Seyid Mukher menekankan bahwa Muslim Amerika seharusnya mendesak pemerintah AS untuk menindak tegas aksi kekerasan tersebut.
"Genosida ini terjadi di Rakhine kemarin, dan masih terus berlangsung hingga hari ini, tapi tidak seharusnya berlanjut hingga besok," tegas Mukher dengan menekankan bahwa kekerasan atas Rohingya telah berlangsung tanpa henti selama beberapa dekade.
Dalam aksi protes terhadap otoritas Myanmar, tampak spanduk-spanduk bertuliskan "Stop genosida di Rakhine sekarang" dan "Selamatkan saudara-saudara kami di Myanmar". Aksi protes tersebut berakhir dengan damai.[ah/anadolu]