Selain untuk membangun silaturahim antar negara serumpun (Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura) atau Mabims, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap Rapat Koordinasi Pencatatan Nikah Negara Anggota Mabims, juga untuk membahas isu-isu mutakhir yang berkaitan dengan pencatatan nikah antar negara anggota Mabims.
Menag berharap, dari forum ini bisa menyamakan standar dan prosedur pencatatan pernikahan antar negara-negara anggota Mabims.
Sebab, lanjut Menag, isu pernikahan lintas agama perlu mendapatkan perhatian bersama seiring dengan pertumbuhan demografi kawasan, khususnya wilayah negara ASEAN setiap waktu.
“Misal saja, isu-isu yang berkembang dan menggejala saat ini terkait dengan pernikahan sejenis dan pernikahan beda agama. Ini perlu penanganan khusus dan serius,” kata Menag saat membuka Rapat Koordinasi Pencatatan Nikah Negara Anggota MABIMS di Jakarta, Rabu (24/8) malam dalam rilis yang diterima Chanelmuslim.com.
Menurut Menag, isu pernikahan sejenis yang diusung komunitas tertentu jelas sangat bertentang dengan norma agama, kesusilaan, maupun hukum yang berlaku di negara kita.
Oleh karena itu, Menag berharap pada Mabims ini perlu dilakukan terobosan dengan merumuskan Standar Operating Procedure (SOP) yang lebih ketat dalam melakukan pemeriksaan dokumen pernikahan calon pengantin.
Sebelumnya, Dirjen Bimas Islam Machasin dihadapan Atase Agama Malaysia Tuan Zainal Abidin Bin Arifin, para peserta Mabims, dan pejabat eselon II dilingkungan Direktorat Jenderal Bimas Islam, mengatakan bahwa Rakor ini memiliki makna untuk memperkuat catatan nikah di negara Mabims,serta merespon surat terkait layanan administrasi Malaysia.
Tujuan Rakor ini, tambah Machasin adalah untuk membangun kesepahaman standar prosedur pernikahan negara anggota Mabims, diikuti 75 orang peserta. [pz]