Chanelmuslim.com – Tangisan sang wanita itu membuat Sayyid Quthb kian memahami bagaimana kekuatan redaksional ayat Qur’an.
Al Qur’an bukanlah kitab suci yang hanya mampu menaklukan jiwa kaum muslimin, tapi ia juga sukses menembus jiwa orang non muslim.
Sebagaimana rasa takjub yang keluar dari mulut seorang wanita yang bahkan belum pernah mendengar satu huruf pun di dalam Al Qur’an, apalagi memahaminya.
Hal inipun mengingatkan kita atas fenomena banyaknya kaum non muslimin yang masuk Islam usai mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an.
Tentang kejadian ini, Sayyid Quthb lalu menulis dalam Kitab Fii Dzhilalil Qur’an,
“Terjadinya peristiwa ini dan peristiwa-peristiwa serupa lainnya, yang dialami banyak orang menunjukkan bahwa di dalam Al Qur’an ini terdapat rahasia lain yang ditangkap oleh sebagian hati manusia, hanya semata-mata ia mendengar Al Qur’an dibaca. Boleh jadi keimanan wanita kepada agamanya dan pelariannya dari negeri komunis itu telah menjadikan perasaannya begitu sensitif terhdap kalimat-kalimat Allah secara mengaggumkan seperti ini.”
Maka itu Sayyid Quthb, merasa perlu untuk memperbincangkan kekuatan Al Qur’an yang tersembunyi dan mengagumkan itu.
Menurut Sayyid Quthb, penyampaian Al Qur’an memang memiliki keistimewaan ketimbang kitab suci lainnya. Al Qur’an disampaikan begitu luas, lembut, indah, dan hidup.
Selain itu, Al Qur’an juga memiliki metode penjelasan yang di luar kemampuan jangkauan manusia.
Seperti bagaimana Al Qur’an menyampaikan metodenya dalam beberapa ayat di dalam surat Yunus.
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Surat Yunus, 90)
Menurut Sayyid Quthb, sampai kisah ini diceritakan, Allah kemudian mengomentari dengan firman yang diarahkan kepada kejadian yang dihadapi sekarang.
“Apakah sekarang (baru kamu percaya), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.” (Surat Yunus 91-92)
Kemudian disusul lagi dengan membeberkan pandangan yang terus terjadi hingga sekarang ini, (bahkan pada masa-masa selanjutnya).
“dan Sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.” (Surat Yunus 93)
Maka benarlah kata Sayyid Quthb bahwa redaksi Al Qur’an sangat berbeda dengan redaksi ciptaan manusia.
Redaksi Al Qur’an mempunyai kekuatan yang mampu menembus jiwa manusia. Ia tidak bisa ditandingi oleh kalam manusia.
Karena dengan hanya membacanya, maka redaksi Al Qur’an dapat menimbulkan pengaruh hebat terhadap orang-orang yang bahkan tidak tahu apapun tentang bahasa Arab.
Sebagaimana tangisan wanita Yugoslavia itu ketika mendengar bacaan Al Qur’an. [pz]