ChanelMuslim.com – Ribuan orang berkumpul di Brussels pada hari Minggu untuk memprotes putusan Mahkamah Konstitusi Belgia yang mengizinkan lembaga pendidikan tinggi untuk melarang jilbab.
Para pengunjuk rasa, sekitar 4000, berkumpul di alun-alun Mont des Arts untuk memprotes dengan nama #HijabisFightBack.
Para pengunjuk rasa membawa poster bertuliskan slogan-slogan seperti "Angkat tanganmu dari jilbabku," "Hakku" dan "Cukup."
Demonstrasi tersebut merupakan inisiatif kolektif Imazi Reine, Belge Comme Vous kolektif dan organisasi nirlaba La 5e Vague, tulis The Brussels Times.
"Pada awalnya kami tidak ingin menunjukkan," kata Fatima Zohra Ait El Maâti dari Imazi Reine kepada Bruzz.
“Kami sangat menyadari krisis virus corona. Itu sebabnya kami tinggal di rumah selama berbulan-bulan. Tetapi pada bulan September, orang-orang harus pergi ke sekolah, dan keputusan ini menciptakan kebutuhan untuk bereaksi dengan cepat,” tambahnya.
Hijab telah menjadi isu santer di Eropa sejak Prancis melarang jilbab di tempat umum pada tahun 2004.
Sejak itu, beberapa negara Eropa mengikutinya.
Mahkamah Konstitusi memutuskan pada awal Juni bahwa larangan jilbab yang mengekspresikan pendapat agama atau politik tidak akan bertentangan dengan konstitusi atau Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia (ECHR).
Kasus ini dirujuk ke Mahkamah Konstitusi oleh pengadilan Brussels setelah mahasiswa Muslim menuntut Francisco Ferrer Brussels University College tentang larangan semua simbol agama.
Putusan itu memicu reaksi di media sosial di kalangan anak muda dan mahasiswa, dengan organisasi HAM juga mengecam langkah itu sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Sejak keputusan itu, 12 universitas dan kolese Belgia telah meyakinkan siswa bahwa mereka tidak akan memberlakukan larangan seperti itu, menekankan bahwa kebebasan beragama dilindungi di ruang kelas mereka, menurut The Brussels Times.
“Larangan jilbab berarti dampak serius pada hak atas pendidikan dan hak untuk menentukan nasib sendiri. Ratusan siswa mungkin harus menyerahkan studi mereka,” kata Fatima Zohra Ait El Maâti.
"Membuat keputusan tentang apa yang bisa saya kenakan, tidak bisa terjadi tanpa saya duduk di meja," tambahnya.
“Itu tidak terjadi di Mahkamah Konstitusi. Sekarang kami ingin berbicara atas nama kami sendiri,” tambahnya. [My/aboutislam.net]