ChanelMuslim.com-Setelah dicabutnya masa tanggap darurat, penyintas gempa Lombok bisa sedikit bernafas lega. Namun, ada dua ancaman serius yang kini dihadapi dan harus dicarikan solusinya terutama oleh pemerintah.
Owner Jakarta Islamic School (JISc) Fifi. P. Jubilea yang turun langsung menjadi relawan sepekan setelah gempa Lombok menyatakan dua persoalan yang kini dihadapi oleh para penyintas, yakni persoalan sosiologis dan biologis.
“Mereka ngungsi kan lama, berbulan-bulan entah sampai kapan. Nggak ada kegiatan, nggak ada pekerjaan, kebayang nggak bagaimana kondisi sosiologis mereka? Juga yang suami istri, bagaimana menyalurkan biologisnya?” ujar kandidat doktor dari universitas di Australia ini, Sabtu (1/9) di acara temu media, Kalimalang, Jakarta.
Menurut Mam Fifi, panggilan akrabnya, kondisi Lombok saat ia kunjungi sangatlah memprihatinkan. Distribusi logistik sangat tidak merata dan semrawut.
“Jadi bantuan itu hanya terpusat di dekat bandara, Mataram, dan sekitarnya. Daerah yang jaraknya 3 jam dari Mataram, bahkan nggak tersentuh. Kami dari Tim JPU (JISc Peduli Umat) yang pertama kali menyerahkan bantuan. Dan masyarakat di situ hanya makan daun kelor untuk bertahan hidup. Coba kebayang nggak, kasihan kan,” kata ibu 4 anak ini.
Fifi menyesal hanya membawa donasi ‘seadanya’ berupa tenda, hewan kurban, makanan untuk anak-anak, dll. Donasi tersebut menurut dia tidak cukup untuk meng-cover bahkan satu titik pengungsian.
“Untuk 1x makan saja, 6 juta, dikali sebulan berapa. Makanya yang buka posko itu hebat-hebat. Bisa dan siap menangani semua kebutuhan pengungsi,” tandasnya yang sempat menghibur para ibu penyintas dengan bernyanyi dan bersholawat.
Medan Lombok pascagempa dengan ketiadaan listrik, air bersih, serta bayang-bayang trauma gempa yang dialami para penyintas tidak menyurutkan langkah Fifi untuk terjun langsung menjadi relawan.
“Tim JPU mengunjungi pengungsi di Lombok Timur, dekat pantai. Di mana kalau ada gempa, tsunami, lokasi itu yang bakal kena duluan. Nah, teman-teman berani nggak?!” seru Mam Fifi yang disambut tawa oleh awak media.
Melihat kondisi para penyintas, Fifi bertekad untuk kembali lagi ke Lombok dan membawa lebih banyak bantuan. Ia berkoordinasi dengan Niken, istri Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih Zulkiflimansyah. Ada 150 tenda custom yang khusus dipesan oleh Tim JPU karena stok tenda di Jakarta habis. Selain tenda, ada pula donasi dari orang tua murid JISc dan masyarakat yang menitipkan donasinya melalui JPU sejumlah Rp250 juta yang terkumpul hanya dalam waktu sepekan.
Rencananya, Mam Fifi dan Tim JPU akan kembali ke Lombok pekan depan dan fokus membangun huntara (hunian sementara).
“Huntara ini harganya dari 2,5 juta sampai 6 juta,” katanya.
Fifi berharap, masalah Lombok tidak hanya menjadi perhatian masyarakat muslim dan rakyat Indonesia saja, tetapi juga oleh pemerintah dengan bergerak cepat menangani persoalan para pengungsi dan membangun Lombok kembali. [ind]