SEKELOMPOK mahasiswa dari berbagai universitas di Inggris dan Palestina meluncurkan kampanye bertajuk “Gaza40”, yang bertujuan menekan pemerintah Inggris agar menghapus hambatan birokrasi yang dinilai menghalangi mahasiswa asal Gaza untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Inggris.
Kampanye ini menyoroti nasib lebih dari 40 pelajar asal Gaza yang telah mendapatkan beasiswa penuh di 24 universitas di Inggris, namun gagal memperoleh visa pelajar akibat ketidakmampuan mereka menyerahkan data biometrik, yang merupakan syarat utama dalam proses pengajuan visa Inggris.
Sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada 2023, Pusat Aplikasi Visa (VAC) di wilayah tersebut telah ditutup, sehingga pelajar Palestina tidak memiliki akses ke layanan biometrik.
Kondisi ini diperparah dengan penghancuran infrastruktur dan layanan konsuler asing di Gaza, yang membuat pengurusan dokumen resmi hampir mustahil.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Koalisi Mahasiswa Desak Inggris Longgarkan Aturan Visa untuk Pelajar Palestina Lewat Kampanye “Gaza40”
Dilansir dari middleeasteye, melalui surat terbuka yang dirilis sebagai bagian dari kampanye, para aktivis mendesak pemerintah Inggris untuk menangguhkan persyaratan biometrik dan menjamin jalur aman bagi pelajar Gaza agar dapat mencapai Inggris.
Hingga Kamis pagi (7/8/2025), surat tersebut telah didukung oleh lebih dari 1.400 mahasiswa dari 111 universitas di Inggris.
Kampanye Gaza40 juga menyoroti adanya standar ganda, dengan menyebut bahwa Inggris sebelumnya telah memberikan pengecualian kebijakan visa bagi mahasiswa dari Ukraina dan Afghanistan.
Baca juga: Mahasiswa Palestina dari Universitas Columbia ditahan oleh ICE saat Upacara Kewarganegaraan
“Menolak memberikan pengecualian serupa bagi mahasiswa Palestina di Gaza, yang juga berada dalam situasi ancaman serius terhadap keselamatan jiwa mereka, merupakan bentuk perlakuan yang diskriminatif,” demikian kutipan dari surat terbuka tersebut.
Para penggagas kampanye menyerukan pemerintah Inggris untuk menunjukkan komitmen terhadap akses pendidikan yang adil, tanpa memandang latar belakang kebangsaan atau kondisi geopolitik pelamar.[Sdz]