ChanelMuslim.com – Emi Masfufah, ibu satu anak ini tidak pernah menyangka akan diterjang tsunami Selat Sunda yang mencapai sepuluh meter. Saat itu, Emi dan suami sedang tiduran. Terdengar suara kucing yang seperti teriak-teriak meminta dibukakan untuk masuk rumah.
Saat membukakan kucing itulah, air masuk ke dalam rumah. Ia melihat ombak akan menerjang rumahnya.
"Allohu Akbar, Laillahaillah,"teriak Emi sambil berlari mengambil anak dan memberitahu suami untuk meninggalkan rumah.
Emi selamat, terjangan ombak itu baru sampai setelah dirinya berhasil meninggalkan rumahnya. Bersama anaknya, suami dan beberapa tetangga berlari ke atas bukit.
Kampung Kelapa Koneng yang ditinggali Emi memang dekat dengan pantai. Oleh karena itu mudah saja ombak besar menyapu kampung dengan 35 kepala keluarga.
Terlihat rumah-rumah yang dibangun dengan kayu itu banyak yang ambruk. Meski ada juga yang masih berdiri dari terjangan ombak.
Uniknya, hanya satu anak yang meninggal karena terjangan ombak. Emi, suami dan anaknya berhasil lari ke bukit bersama para tetangga.
"Semaleman saya di bukit. Kemudian, nyari orangtua. Karena khawatir ombak sangat besar,"katanya saat ditemui ChanelMuslim, Jumat (28/12/2018).
Sekarang Emi bersama tetangga selamat diberdayakan oleh Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN bekerja sama dengan Baznas. Mereka memasak di Dapur Umum yang didirikan oleh YBM PLN dan Baznas yang letaknya tidak jauh dari kampung mereka.
"Sementara, kami tinggal di sini. Bantu masak untuk warga. Sudah 100 porsi sampai siang ini,"katanya.
Ia berharap pemerintah, Baznas maupun YBM PLN bisa memberikan modal usaha kepada masyarakat di Kampung Kelapa Koneng.
"Saya sudah tidak punya apa-apa lagi. Rumah sudah hancur,"katanya.
Namun, Emi masih ingin tinggal di Kelapa Koneng meski bahaya tsunami Selat Sunda masih mengancam.
"Mau bagaimana lagi. walaupun tinggal di gunung tapi kalau ada musibah sama saja,"pungkasnya. (Ilham)