ChanelMuslim.com – Pulang dari Sumur, Ujung Kulon. ChanelMuslim diajak oleh Deputi Direktur Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN ke Dapur Umum yang terletak di Kelapa Koneng, Banyu Asih. Letaknya sangat dekat dengan pantai dan merupakan jalur ke daerah Sumur, Ujung Kulon yang rusak karena tsunami.
Kampung tersebut berisi 35 Kepala Keluarga. Rumah-rumah mereka memang 70 persen rusak karena tsunami. Namun, semuanya selamat dari terjangan ombak mencapai 10 meter.
Hal itu diperkirakan Dudung dan warga lainnya yang selamat dari terjangan air bah itu.
[gambar1]
Dudung saat menjelaskan selamat dari Tsunami Selat Sunda
Dudung menjelaskan bagaimana ia bisa selamat di saat terjadinya Tsunami Selat Sunda. Ia sedang duduk bersama warga lainnya di sekitar 200 meter dari pantai.
Ia tidak menyangka akan ada tsunami. Karena mendengar nyanyian air yang menerpa karang-karang pantai sudah biasa.
Hal yang ia ingat gemuruh itu berbeda. Seperti kendaraan alat berat. Ketika air bah itu melebihi tinggi rumah kampungnya baru ia sadar.
Air itu menghancurkan rumah-rumah yang di dekat pantai. "Tsunami-tsunami!" teriaknya sambil mengajak tetangganya lari ke bukit yang tak jauh dari kampung.
[gambar2]
Emi Masfufah saat menceritakan selamat dari Tsunami Selat Sunda
Berbeda dengan Dudung, Emi Masfufah saat itu sedang bersama suaminya di dalam rumah.
Ia sempat juga mendengar seperti yang dikatakan Dudung. Gemuruh seperti kendaaraan alat berat yang melewati kampungnya.
Saat itu ia mendengar kucing mengeong di luar rumahnya. Anehnya, kucing itu terus berteriak. Seperti ingin masuk ke rumah.
Karena nggak tega, Ia membuka pintu rumahnya dan mengambil kucing tersebut. Bersamaan itu air masuk ke rumah.
Ia sadar bahwa akan ada ombak besar yang akan menerpa kampungnya. Tanda-tanda ini sudab dikenalnya.
Segera ia mencari suami dan anaknya untuk meninggalkan rumah.
Ia sempat melihat ke belakang saat berlari "Allahu Akbar, Laillahaillahu," serunya.
Ia sadar pasti akan terkena ombak setinggi 10 meter itu.
Namun, Alloh masih menyelamatkan ia dan warga Kampung Kelapa Koneng
Air itu hanya sedikit mengempaskan dan menghancurkan rumahnya.
Ia selamat dan berhasil naik ke bukit berdiam diri hingga amukan air mereda.
Ternyata yang membuat warga kampung Kelapa Koneng karena ketakwaan mereka kepada Alloh SWT.
Tidak ada wajah putus asa tetapi rasa ikhlas kepada Alloh SWT.
Bukan itu saja, Masjid yang biasa warga kampung gunakan untuk sholat masih tetap berdiri dengan kokoh. (Ilham)