ChanelMuslim.com- [Bogor, 18/8] — Pengurus Pusat Himpunan Dai Muda Indonesia (HDMI) mencanangkan program dakwah era milenial saat penutupan Rapat Kerja yang digelar pada 16 – 17 Agustus 2018. Bertempat di Wisma Griya Sabha Kopo komplek DPR RI di kawasan Puncak, Bogor, berbagai program dakwah untuk generasi milenial berhasil disusun.
“Semula di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia orang digiring untuk menjadi sekuler atau atheis. Namun kini mulai banyak kecenderungan ke arah relijius,” kata Dr. Fahmi Rusydi selaku Pembina HDMI.
Program kolaborasi Dai Muda Indonesia dalam rangka menyambut bonus demografi Indonesia yang akan datang pada tahun 2020 hingga 2030. Fahmi menyampaikan tiga hal yang harus menjadi fokus utama program dakwah di era baru Indonesia.
Pertama adalah wihdatul ukhuwah (satu persaudaraan), sebagaimana dahulu ketika Rasulullah Saw hijrah dari Mekah ke Madinah yang awal mula dilakukan adalah mempersaudarakan Muhajirin dengan Anshar.
Kedua adalah wihdatul wasilah (satu sarana), yaitu mengoptimalkan masjid sebagai sarana yang utama sebagaimana setelah mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar, Rasulullah Saw pun membangun Masjid.
Ketiga adalah quwwatul iqtishadi (kekuatan ekonomi), karena semakin besar program-program dakwah yang digelar, maka semakin besar pula kebutuhan pendanaannya.
Rapat Kerja ini langsung dipimpin oleh Ketua Umum HDMI, Habib Idrus al Jufri. “Kita akan menghadirkan program-program dakwah yang menjadi kebutuhan generasi milenial Indonesia,” tegas Habib Idrus di akhir acara.
Pengamat sosial Sapto Waluyo menyambut positif inisiatif HDMI yang diluncurkan berdekatan dengan peringatan hari kemerdekaan RI. "Hal itu menunjukkan generasi muda Indonesia bebas berkreativitas, termasuk dalam bidang dakwah. Saat ini telah muncul fenomena kebangkitan populisme Islam ditandai gerakan 212 dan tokoh dai muda semacam Ustadz Abdul Shomad atau Adi Hidayat," jelas Sapto, Direktur Center for Indonesian Reform (CIR).
Kebangkitan Indonesia sejalan dengan kebangkitan dakwah. Sebagaimana kemerdekaan Indonesia dahulu direbut oleh para pahlawan yang sebagian berprofesi sebagai dai dan pendidik umat. (Mh)