• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 9 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Hanya Ada di Aceh, Menikmati Kopi Terbalik

November 4, 2015
in Berita
74
SHARES
570
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

Screenshot_2015-11-04-12-38-59_1446615878620

ChanelMuslim.com – Hanya ada di Aceh. Riwayat kopi khop. Kopi khop atau dikenal juga dengan nama kopi tubruk berasal dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

Kopi tubruk yang disajikan dengan cara terbalik. Itulah kopi khop.

Konon cara penyajian kopi tersebut terilhami dari model topi yang menjadi trade mark pahlawan nasional yang berasal dari daerah setempat yaitu Teuku Umar.

 

Penyajian kopi khas Meulaboh, Aceh Barat itu telah ada sejak zaman penjajah atau pada saat Teuku Umar bergerilya.

Di daerah tempatnya berasal, kedai-kedai kopi berjejer di pinggir pantai, sehingga agar tetap hangat saat dinikmati kopi sengaja disajikan dalam cangkir dengan posisi terbalik.

Selain agar bebas dari debu dan tetap nikmat saat diminum, penyajian kopi dengan cara tersebut juga mempengaruhi citarasa yang ditawarkan.

Keunikan kopi khop

Seperti namanya, kopi khop atau kopi terbalik menggunakan gelas yang diposisikan terbalik di atas piring kecil.

Sebuah sedotan akan membantu kita untuk menyesap tetes-tetes kenikmatan dari celah gelas.

Tak perlu khawatir, meskipun tidak disaring sama sekali seperti umumnya kopi Aceh yang disaring berulang-ulang, ampas bijih kopi tidak akan terminum karena posisinya mengapung di atas gelas.

Kedai Kopi Tubruk & Arabica menawarkan varian rasa berupa kopi khop original, kopi khop susu, kopi khop susu coklat, dan tower.

Menawarkan dua versi: panas dan dingin.

Untuk menikmati secangkir kopi khop cukup merogoh kocek antara Rp 5 ribu – 11 ribu saja.

“Penikmatnya bukan hanya orang Meulaboh-Aceh Barat, tapi juga dari kabupaten/kota lain dan juga turis asing. Rata-rata pengunjung datang karena penasaran dan selalu ingin kembali karena ketagihan,” ujar Yudi sumringah.

Dalam sehari Kedai Tubruk & Arabica menghabiskan 4-5 Kg bijih kopi atau setara 160-200 gelas kopi.

Yudi bersama lima orang kawannya merupakan pebisnis muda yang awalnya penikmat kopi.

Ia mengaku tak mewarisi bakat meracik kopi dan tak mempunyai latar belakang seorang pebisnis.

Para anak muda yang masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) banda Aceh tersebut merintis usahanya dengan rajin mengikuti festival dan pameran yang dihelat pemerintah.

Terhitung sejak 2013, dari satu perhelatan ke perhelatan kopi mereka pun mendapat sambutan hangat dari pengunjung.

Mengingat banyaknya permintaan, mereka lantas membuka kedai kopi demi memanjakan lidah penikmatnya.

Yudi mengaku karena keunikan kopi yang ditawarkan, pihaknya sudah dilirik pengusaha asal negeri jiran Malaysia untuk kerjasama.

Wah!

Lokasi dan waktu

Beruntung Tribun Travel tak perlu jauh-jauh ke pesisir barat Selatan Aceh tempat kopi itu berasal, karena sejak 2015 ini kopi khop telah hadir di ibukota provinsi, Banda Aceh.

Beralamat di Jalan AMD Nomor 36, Batoh, Banda Aceh Kedai Kopi Tubruk & Arabica buka dari pukul 16.00 WIB – 24.00 WIB.

Kedai kopi yang berlokasi tak jauh dari terminal provinsi itu merupakan satu-satunya di Kota Banda Aceh.

Menawarkan atmosfer terbuka dengan pilihan set kursi dan lesehan, kedai kopi ini membawa kita pada suasana tempo doeloe.

Tulisan nope dan no wifi menegaskan kalau tempat ini benar-benar mengajak pengunjung meresapi kenikmatan dalam secangkir kopi. (serambinews)

Previous Post

MUI Sumbar Imbau Masyarakat Hindari Penyebaran Kebencian Melalui Medsos

Next Post

UNICEF Desak Negara Eropa Lindungi Pengungsi Anak

Next Post

UNICEF Desak Negara Eropa Lindungi Pengungsi Anak

DPRK Banda Aceh Segera Terbitkan Qanun Kawasan Tanpa Rokok

Konferensi Pramuka Se-Asia Pasifik Dibuka dengan Api Unggun 3D

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga