PENTINGNYA generasi muda mempersiapkan diri menghadapi dominasi green jobs pada 2045. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli secara tegas menyerukan kepada generasi muda Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan ketenagakerjaan di masa depan.
Seruan ini secara khusus menyoroti pentingnya penguasaan bidang Pekerjaan Hijau yang diprediksi akan menjadi sektor dominan.
Upaya ini sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia bercita-cita menjadi negara maju dan salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Yassierli dalam sebuah kesempatan di Jakarta, baru-baru ini, menegaskan bahwa peran mahasiswa dan kaum muda sangat krusial dalam mencapai tujuan nasional ini.
Persiapan harus dimulai sejak dini, mengingat dinamika pasar kerja yang terus berubah dan kebutuhan akan keahlian baru.
Tantangan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi penerus bangsa.
Diproyeksikan bahwa pada tahun 2045, sektor Pekerjaan Hijau akan mendominasi struktur ketenagakerjaan di Indonesia, menciptakan peluang sekaligus tuntutan baru.
Namun, Yassierli juga menyoroti bahwa banyak perguruan tinggi belum sepenuhnya menyesuaikan kurikulum mereka untuk menghasilkan lulusan dengan keterampilan hijau yang relevan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan industri menjadi sangat vital.
Baca juga: Lima Tips Membantu Gen Z Meraih Sukses di Pekerjaan Pertama
Green Jobs akan Jadi Pilar Utama Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045
Menteri Yassierli menjelaskan bahwa Pekerjaan Hijau adalah jenis pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan.
Kontribusi ini bisa melalui keterampilan khusus, proses yang ramah lingkungan, atau produksi hasil yang berkelanjutan.
Definisi ini menunjukkan cakupan luas Pekerjaan Hijau yang tidak hanya terbatas pada sektor lingkungan secara langsung.
Visi Indonesia Emas 2045 menuntut adanya sumber daya manusia yang adaptif dan memiliki kompetensi relevan dengan kebutuhan global.
Pekerjaan Hijau menjadi salah satu pilar utama dalam mencapai visi tersebut, karena sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kesiapan generasi muda dalam menguasai sektor ini akan menentukan daya saing bangsa di kancah internasional.
Proyeksi dominasi Pekerjaan Hijau pada tahun 2045 menjadi sinyal kuat bagi seluruh pemangku kepentingan.
Institusi pendidikan perlu segera berbenah, sementara generasi muda harus proaktif dalam mengembangkan diri.
Tanpa persiapan yang matang, potensi besar dari sektor Pekerjaan Hijau ini mungkin tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh tenaga kerja Indonesia.
Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi tantangan Pekerjaan Hijau ini. Berbagai strategi telah disiapkan untuk mendorong transisi ke tenaga kerja hijau.
Salah satunya adalah melalui transformasi pusat pelatihan kerja yang ada di seluruh Indonesia. Transformasi ini mencakup peningkatan kualitas fasilitas dan metode pelatihan.
Selain itu, pemerintah juga aktif dalam mendesain kurikulum pelatihan yang relevan melalui kolaborasi erat dengan para pelaku industri.
Keterlibatan industri memastikan bahwa lulusan pelatihan memiliki keterampilan yang benar-benar dibutuhkan pasar kerja. Infrastruktur pelatihan juga terus ditingkatkan untuk mendukung program-program ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Yassierli juga menekankan pentingnya pendidikan vokasi dalam menghasilkan tenaga kerja terampil yang mampu bersaing di era ekonomi hijau.
Pendidikan vokasi diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dan ketersediaan tenaga kerja.
Dengan kebijakan, pelatihan, dan ekosistem yang tepat, Indonesia dapat mendukung transisi menuju tenaga kerja hijau sekaligus memajukan pembangunan berkelanjutan.
Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa pendidikan formal saja tidak cukup. Inisiatif pribadi untuk terus belajar, mengikuti perkembangan teknologi, dan mengasah keterampilan baru adalah esensial.
Pembelajaran berkelanjutan memungkinkan individu untuk tetap relevan dan adaptif di tengah perubahan pasar kerja yang cepat, terutama di sektor Pekerjaan Hijau.
Pengembangan diri yang proaktif akan membekali generasi muda dengan keahlian yang dibutuhkan untuk mengisi berbagai posisi di sektor ekonomi hijau.
Ini termasuk keterampilan teknis (hard skills) maupun keterampilan lunak (soft skills) seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kemampuan beradaptasi. Dengan demikian, mereka akan siap menghadapi masa depan yang didominasi oleh Pekerjaan Hijau. [Din]