SAHABAT Muslim, ternyata titik kritis kehalalan produk juga terdapat dalam vitamin C yang berkhasiat untuk menjaga imun tubuh. Apa saja titik kritis kehalalan yang perlu kita cermati?
Dikutip dari @halalcorner, berdasarkan proses di industri, vitamin C dapat dibuat melalui sintesis kimiawi ataupun proses biotransformasi.
Pada proses biotransformasi, mikroorganisme membutuhkan media pertumbuhan sebagai sumber nutrisi untuk menghasilkan vitamin C.
Titik kritis kehalalannya adalah komposisi media pertumbuhan yang digunakan apakah mengandung bahan yang diharamkan atau tidak.
Selain itu, kita juga perlu mengecek sumber gelatin yang terkandung dalam vitamin ini. Secara struktur kimiawi, vitamin C sangat mudah teroksidasi sehingga dapat menurunkan khasiatnya.
Oleh karena itu, supaya produk vitamin C tidak kehilangan khasiatnya, vitamin C memerlukan matriks pelindung atau coating agent. Salah satu coating agent yang perlu dikritisi kehalalannya adalah gelatin.
Gelatin diperoleh melalui hidrolisis parsial kolagen oleh asam/basa. Sumber kolagen terdapat pada kulit dan tulang hewan.
Dengan demikian, perlu dipastikan bahwa sumber kolagen berasal dari hewan yang dihalalkan secara syariat Islam.
Apabila hewan tersebut perlu disembelih, proses penyembelihan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang syar’i.
View this post on Instagram
Selain gelatin, ada pula perisa yang terdapat dalam vitamin C. Pada kondisi alami, vitamin C memiliki rasa asam dan dapat menurunkan tingkat penerimaan konsumen.
Dengan alasan tersebut, industri menggunakan perisa seperti perisa jeruk, lemon, apel, dan sebagainya untuk meningkatkan sifat sensoris.
Komponen perisa terdiri dari puluhan bahkan ratusan senyawa kimia yang perlu diteliti status kehalalannya.
Wah, ternyata dalam vitamin C ada juga titik kritis yang perlu diwaspadai kehalalannya.
Yuk, jangan sampai kita lalai cek halal dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sehat dan halal itu penting ya, Sahabat Muslim.[ind]